Setelah memenangkan gelar WSBK 2021 bersama dengan Yamaha, nama Toprak Razgatiouglu semakin terkenal di kancah balap motor.
Gayanya yang unik, pribadinya yang khas dan tentu saja kemampuan membawa motornya yang hebat menjadi daya tarik bagi para penikmat balap motor.
Apalagi saat ini Toprak berhasil memimpin klasemen sementara WSBK bersama dengan BMW.
Apabila berhasil meraih gelar bersama BMW musim ini, Toprak akan menjadi pembalap ketiga yang mampu meraih gelar juara dunia dengan dua pabrikan yang berbeda.
Sebelumnya hanya ada dua rider yang mampu meraih prestasi ini. Troy Corser juara dunia pada 1996 bersama Ducati dan 2005 bersama Suzuki. James Toseland 2004 dengan Ducati dan 2007 dengan Honda.
Jadi menarik kalau kita lihat perjalanan Toprak dari awal hingga kini.
Jebolan Redbull Rookie Cup
Sama seperti kebanyakan pembalap muda berbakat saat ini, Toprak dulunya adalah jebolan dari Redbull Rookies Cup pada tahun 2013/2014 yang lalu.
Sebelum mengikuti Rookies cup, Toprak terlebih dahulu memenangkan kejurnas balap 600cc Turki menggunakan Yamaha R6 pada 2012.
Prestasinya di Rookies Cup terbilang baik walau bukan yang palinng menonjol. Di tahun pertamanya Toprak duduk diperingkat 10 klasemen dengan dua podium, dan tahun selanjutnya Toprak meraih peringkat enam dengan satu kemenangan dan satu podium lainnya.
Setelah lulus dari Rookies Cup, Toprak kemudian memutuskan untuk melanjutkan karir di European Superstock 600cc.
European Superstock 600
European Superstock 600 dan Junior GP adalah kelas paling rendah di balapan WSBK sebelum ada WSSP 600.
Seperti namanya, Superstock 600 menggunaka motor 600cc bermesin standard tanpa modifikasi yang tinggi.
Hal ini memungkinkan kejuaraan ini memiliki biaya operasional yang rendah dibandingkan Supersport Reguler maupun Moto2.
Kelas ini berlangsung hingga tahun 2015 sebelum dihilangkan pada 2016 dan digantikan dengan WSSP 300 pada 2017.
Karena itu, Toprak merupakan pembalap terakhir yang menjadi juara pada kelas ini.
Mengendarai Kawasaki ZX-6R besutan Kawasaki Pucceti Racing, Toprak sukses meraih gelar juara dengan tiga kemenangan mengalahkan Michael Ruben Rinalde yang ada di tempat kedua.
Setelah menjuarai European Supertock 600, Toprak kemudian naik kelas ke European Superstock 1000.
Euro Superstock 1000
Toprak kemudian melanjutkan karir di Euro Superstock 1000 selama dua tahun dari 2016 sampai 2017.
Masih bersama team Kawasaki Pucceti Racing, kini Toprak menunggang Kawasaki ZX10R. Pada musim 2016 Toprak duduk diperingkat lima klasemen dengan dua podium.
Musim 2017, Toprak kembali bersaing dengan Michael Ruben Rinaldi dalam memperebutkan gelar. Sayang kali ini Rinaldi yang keluar sebagai juara.
Dengan prestasinya di Euro Superstock. Kawasaki Pucetti Racing memutuskan untuk mempromosikan Toprak ke WSBK.
WSBK
Toprak debut di WSBK pada musim 2018 bersama Kawasaki Pucetti Racing menunggang Ninja ZX10R.
Bersama Pucetti Racing, Toprak berhasil meraih dua podium di musim pertamanya itu, Toprak duduk di peringkat sembilan dengan 151 poin di akhir musim.
Musim kedua dan terakhir Toprak bersama Pucetti Racing di 2019 membuahkan hasil yang lebih baik. Dua kemenangan berhasil diraih dan kini Toprak bisa duduk diperingkat lima klasemen akhir.
Setelah membela Pucetti Racing, Toprak memilih pindah ke Pata Yamaha. Disinyalir kepindahannya ini karena sikap Kawasaki yang tidak jelas kepadanya.
Bersama Yamaha, Toprak mengalami kesuksesan terbesarnya saat ini pada musim 2021. Dimana pada musim itu dia mampu menumbangkan Jonathan Rea yang menguasai WSBK sejak 2015.
Gelar Toprak itu juga menjadi gelar pertama Yamaha sejak Ben Spies pada 2009. Toprak juga membantu Yamaha meraih double title di Motogp dan WSBK sekaligus pada musim itu, setelah Fabio Quartararo juga menang menggunakan Yamaha di Motogp.
Sayang setelah musim 2021, Toprak belum pernah meraih gelar lagi. Torehan runner up pada 2022 dan 2023 menjadi hasil maksimal yang dapat Toprak raih.
Menginginkan motor yang lebih baik pada sektor akselerasi, Toprak akhirnya memutuskan untuk pindah ke team BMW pada musim 2024.
Selain karena punya motor dengan akselerasi yang lebih baik, proyek BMW di ranah balap juga dinilai lebih baik secara jangka panjang bagi Toprak.
Dimana kerja sama dengan BMW ini juga kemungkinan membuka peluang yang lebih lebar bagi Toprak untuk debut di Motogp.
Sebagaimana kita ketahui bahwa terdapat rumor-rumor bahwa BMW akan bergabung pada lintasan Motogp pada musim 2027 saat terjadi perubahan regulasi.
Kini bersama BMW, Toprak sementara memimpin klasemen WSBK 2024 ini dan berpeluang besar untuk merebut gelar.
Hard Breaker Ala Turki
Kalau dilihat dari luar, gaya balap Toprak ini adalah hard breaker. Gaya balap yang mengandalkan pengereman sebagai alat untuk menyusul lawan-lawannya.
Gaya balap ini mirip seperti Valentino Rossi muda dan Marc Marquez di Motogp. Toprak mengerem sekeras Marquez namun jeli membaca peluang seperti Rossi.
Mempunyai kontrol ban depan yang baik dan kemampuan pengereman yang beringas. Toprak kerap mengerem di jarak terpendek pada saat masuk ke tikungan.
Menyebabkan sering kali ban belakang Toprak terangkat pada saat memasuki tikungan.
Karena ini Toprak terkenal dengan kemampuan dog fight-nya yang baik. Karena memang gaya balap seperti ini memerlukan pertarungan jarak pendek antar pembalap.
Namun dikala harus bertahan, Toprak mengandalkan rolling speed dari motor yang dia tunggangi.
Gaya balap ini terbangun dari latihan yang dia jalani bersama dengan mentornya, Kenan Sofoglu.
Kenan sendiri merupakan juara dunia WSSP lima kali dan merupakan juara dengan gelar terbanyak di kelas menengah WSBK itu.
Kenan juga terkenal memiliki gaya balap hard breaker seperti Toprak dan hal ini memang dia ajarkan ke semua muridnya di Turki.
Sebut saja Can Oncu, Dennis Oncu, Bathin Sofoglu dan tentu saja Toprak mewarisi teknik hard breaking Kenan.
Di salah satu wawancara, Toprak pernah mengaku kalau dirinya tidak berhasil mengangkat ban belakang saat breaking tandanya dia mengerem kurang keras.
Yamaha R1 vs BMW M1000RR
Kini Toprak memimpin klasemen WSBK setelah meraih tiga kemenangan di seri WSBK Misano yang lalu.
Terlihat Toprak semakin klop dengan motor barunya, BMW M1000RR. Sebelumnya BMW belum pernah meraih hattrick kemenangan dengan rider lain.
Toprak dulu selalu mengeluhkan akselerasi Yamaha R1 yang dirasa lemot jika dibandingkan pesaingnya yang lain terutama Ducati.
Pada saat menunggang R1, Toprak mengandalkan rolling speed R1 yang superior untuk membangun jarak dengan pembalap lain setelah berhasil dilewati.
Namun Toprak kerap kali menjadi sasaran akselerasi Ducati Panigale V4 Alvaro Bautista sehingga Toprak kalah di lintasan lurus.
Dengan BMW, masalah akselerasi otomatis terselesaikan. Di samping mesin BMW yang lebih powerful, aerodinamika M1000RR juga lebih baik daripada R1.
Kini Toprak tidak lagi menjadi bulan-bulanan Ducati yang punya akselerasi lebih bagus, karena BMW dapat mengimbangi akselerasi Ducati.
Tentu saja BMW tidak bisa memberikan rolling speed setinggi Yamaha, sehingga kini Toprak tidak lagi mengandalkan rolling speed untuk membangun jarak melainkan mengandalkan akselerasi dilintasan lurus.
Jadi Subjek Tes Parbikan Part
Karena gaya balapnya yang bisa dikatakan ekstrim, Toprak sering dijadikan acuan pengembangan part oleh sponsor WSBK.
Sebut saja Brembo dan Ohlins yang secara khusus meneliti data Toprak untuk pengembangan produk mereka.
Franco Zonnedda selaku manager costumer Brembo di WSBK pernah membeberkan bahwa Toprak secara khusus menjadi acuan data bagi Brembo.
Dimana pada WSBK yang menggunakan rem baja, suhu sangat penting agar rem dapat berfungsi dengan baik.
Apalagi rem baja ini juga dipakai pada saat balapan kering berbeda dengan Motogp yang hanya dipakai pada saat balapan basah.
Toprak seringkali memberikan tekanan yang sangat tinggi pada rem. Lebih spesifik bahkan Toprak kerap mengerem ketika motor sudah miring dan itu membawa data tekanan yang sangat tinggi, dua kali lipat jika dibandingkan dengan pembalap lain.
Hal ini membuat Brembo memperbarui rem baja mereka agar tetap berkerja di suhu yang lebih tinggi.
Dirasa Tidak Cocok dengan Motogp Saat Ini
Prestasi Toprak di WSBK pernah membuat Yamaha memberikan kesempatan Toprak untuk menunggang Yamaha M1 pada sebuah test tertutup di sirkuit Aragon.
Cal Crutchlow sebagai test rider Yamaha mendampingi Toprak pada test itu. Meskupun hanya diperbolehkan mengganti beberapa setting, namun Toprak mencetak waktu di angka 1 menit 49 detik.
Dimana Toprak mengaku kalau diperbolehkan mensetting lebih banyak hal dirinya yakin bisa mencetak waktu di angka 1 menit 47 detik.
Pada test itu Toprak mengaku bahwa motor Motogp pada saat ini (terutama Yamaha M1) tidak cocok dengan gaya balapnya yang alami.
Di Motogp saat ini gaya balap yang presisi sangat dibutuhkan untuk membawa motor lebih cepat.
Danilo Petruci yang pernah membawa Ducati Desmosedici menjabarkan bahwa motor Motogp saat ini berkembang menjadi sangat kaku dan keras.
Karakter keras dan kaku ini tidak lain karena aerodinamika, ban Michelin dan ecu standar yang membatasi karakter motor.
Karena itu saat ini terdapat gaya balap khusus untuk membawa motor Motogp ke barisan depan.
Ben Spies yang merupakan mantan juara dunia WSBK pernah menuturkan pendapat yang mirip. Dimana kini pembalap WSBK kesulitan beradaptasi ke Motogp karena limit motor yang berbeda.
Di WSBK mudah sekali menemukan limit motor. Motor memberikan reaksi lebih natural ketika kehilangan grip dan pembalap menggunakan riding style untuk mengatisipasi kehilangan grip.
Di Motogp sebaliknya, limit motor jauh lebih tinggi dan sulit ditemukan. Motor tidak memberikan reaksi saat kehilangan grip. Gaya balap yang ada di Motogp digunakan untuk memaksimalkan performa grip dan mencegah grip untuk habis dengan cepat.
Karena itu gaya balap Toprak yang unik pada saat ini tidak bisa diaplikasikan pada Motogp saat ini.