MotoGP merupakan sebuah kompetisi balap yang senangtiasa menyajikan drama-drama menegangkan ketika race. Masing-masing Rider akan menggunakan potensi maksimal motor untuk meraih kemenangan di tiap seri dan akhirnya merengkuh tahta tertinggi yang tidak lain adalah gelar juara dunia. Untuk menggelar race, diperlukan dukungan dari banyak hal, seperti finansial yang mumpuni dan fasilitas pendukung yang bagus.
Keberadaan faktor penunjang dalam penyelenggaraan balap motor menjadi penting karena tanpanya, mustahil race dapat berjalan baik. Salah satu faktor pendukung utama untuk setiap lomba adalah sirkuit. Ya, MotoGP dan sirkuit adalah 2 hal yang tak terpisahkan. Sirkuit menjadi sarana/tempat untuk melangsungkan balapan selama 1 musim kompetisi.
Setiap sirkuit memiliki karakteristiknya sendiri yang unik, misalnya saja layout trek, elevasi, jumlah tikungan, bentuk tikungan, hingga kontur naik turun yang bisa menambah keseruan duel di lintasan. Ada persyaratan khusus bagi sebuah sirkuit untuk bisa lolos melewati tahap Homologasi FIM dan dapat melangsungkan balap MotoGP.
Setiap infratruktur dalam sirkuit tersebut akan berpengaruh pada keputusan Dorna sebagai pihak penyelenggara balap, untuk memutuskan apakah menyetujui gelaran balap bisa di langsungkan pada trek tersebut. Terkadang, sirkuit yang masuk dalam kalender balap dapat mengalami perubahan, dimana trek yang sebelumnya masuk kalender, di tahun berikutnya bisa saja hilang dari jadwal balap musiman di MotoGP.
Tidak ada jaminan pasti sebuah sirkuit dapat bertahan selamanya untuk gelaran race MotoGP. Masalah dan kendala yang dialami sirkuit tersebut bisa menjadi salah satu penyebab sulitnya sirkuit untuk tetap eksis di kelas MotoGP. Dalam catatan sejarah, ada beberapa sirkuit menantang yang kini tak lagi dipakai di MotoGP. Apa masalah yang dialami sirkuit itu? Bagaimana sirkuit itu bisa hilang dari kalender balap rutin MotoGP?
Pada video sebelumnya telah kami bahas beberapa sirkuit yang kini tak digunakan untuk event MotoGP, seperti sirkuit Suzuka, Sentul, Laguna Seca, Indianapolis, Phakisa, Donington Park dan Brno. Dan inilah bagian terakhir dari ulasan Sirkuit Bersejarah Di MotoGP Yang Kini Tidak Dipakai Lagi.
ESTORIL
Autódromo do Estoril atau Circuito do Estoril, atau secara resmi disebut Autódromo Fernanda Pires da Silva, merupakan sebuah sirkuit balap yang terletak di dekat kota Estoril, Portugal. Lebih tepatnya di dekat pantai Atlantik Portugal dan berjarak 28 km dari ibukota Lisbon. Sirkuit ini sempat dipakai sebagai tuan rumah balapan F1 Grand Prix Portugal dari tahun 1984 sampai 1996.
Sirkuit sepanjang 4,182 kilometer ini berstatus Grade 1 FIA dan saat ini merupakan salah satu sirkuit yang rutin dipakai untuk balapan MotoGP Portugal sejak tahun 2000. Sirkuit ini juga dipakai sebagai salah satu tuan rumah balap Superleague Formula sejak musim 2008 dan pernah juga menggelar lomba balap DTM. Estoril tergolong dalam trek yang sulit di taklukkan karena terdiri dari kombinasi trek lurus dan sudut radius konstan dengan zona pengereman yang dalam.
Treknya pun bergelombang dan terdapat tikungan Chicane yang sangat tricky. Diperlukan kondisi motor yang prima untuk bisa bersaing kompetitif di Estoril. Dari posisi geografisnya sendiri, kondisi cuaca di sirkuit ini berfluktuasi dan sulit diprediksi. Pada sirkuit ini Rider akan menjumpai 4 tikungan ke kiri dan 9 tikungan ke kanan dengan lebar trek 13 yard dan panjang Straight Line 896 yard.
Tikungan lambat di trek ini hanya bisa dicapai pada kecepatan maksimum 60 km/jam dan lintasan lurusnya mampu menembus kecepatan 325 km/jam. Valentino Rossi tercatat sudah mengoleksi lima kemenangan di sirkuit ini. Tiga kemenangan diraih sewaktu di Honda dan dua kemenangan lainnya bersama Yamaha. Hingga kini Estoril telah menggelar 13 kali balapan dari musim 2000 hingga 2012.
Pada 2013 sirkuit ini tak lagi masuk dalam kalender MotoGP karena disebabkan beberapa faktor. Animo penonton balap di Portugal tidak terlalu tinggi dibandingkan negara eropa lainnya. Selain itu di tahun 2013 Portugal mengalami krisis ekonomi global dan bermasalah pada segi finansial mereka.
Imbasnya, pihak pengelola sirkuit tidak dapat memenuhi ekspektasi Dorna Sports untuk mengadakan event balap seperti tahun-tahun sebelumnya. Dan itu berarti Estoril telah dihapus dari kalender MotoGP sehingga tak akan ada lagi balap MotoGP di sirkuit tersebut.
INDIANAPOLIS MOTOR SPEEDWAY
Indianapolis Motor Speedway merupakan satu dari 3 trek di Amerika Serikat yang pernah digunakan untuk event balap MotoGP. Tahun 2008, tepatnya pada 14 September trek resmi dibuka untuk balap MotoGP. Uniknya, kala race di gelar, teradi Badai Ike yang cukup besar hingga Dorna memilih untuk meniadakan balapan kelas 250cc. Sedangkan kelas 125cc dan MotoGP tetap digelar dengan jumlah lap yang dikurangi.
Sirkuit ini pernah digunakan untuk balap Formula 1 pada musim 2000-2007. Kemudian beralih fungsi dengan perubahan pada sektor Speedwat yang dimodifikasi untuk kepentingan balap MotoGP. Sirkuit yang didirikan Carl G Fisher ini memiliki panjang lintasan mencapai 4,2 km dengan 16 tikungan dan mampu menampung kapasitas 400.000 penonton sehingga dinobatkan sebagai lintasan balap terbesar di dunia.
Pembangunannya menghabiskan dana USD 3 juta atau sekitar Rp 29 miliar. Keunikan sirkuit ini terletak pada area khusus di bagian bawah tanah yang ternyata ada sebuah museum yang disebut Indianapolis Motor Speedway Hall. Honda menjadi pabrikan yang paling sering menang di sirkuit ini dengan 6 kemenangan.
Tantangan Besar Di Tahun 2014
Pada 2014, sirkuit Indy pernah di dapuk sebagai sirkuit terbaik oleh Dorna. Desain ulang dan perbaikan sirkuit diyakini membantu Indy mendapatkan penghargaan pertamanya tersebut. Akan tetapi, menyusul dicoretnya Sirkuit Laguna Seca dari kalender MotoGP pada 2014, balapan di Indianapolis praktis menjadi satu-satunya balapan MotoGP musim panas yang digelar di Amerika Utara.
Hal ini pun memunculkan tantangan finansial dan logistik yang mengakibatkan balapan di trek ini tak lagi menjanjikan di masa depan. Rider tuan rumah, Nicky Hayden sempat berujar bahwa Indianapolis tidak menguntungkan untuk MotoGP. Pasar di Amerika untuk MotoGP tidak terlalu besar. Terlebih lagi, hak siar dari TV juga tidak menguntungkan karena balap motor bukan menjadi olahraga yang paling diminati di Amerika.
Kendala lainnya di sirkuit ini juga nampak pada biaya akomodasi yang terlalu mahal. Pasalnya GP Indianapolis dalam jadwal balap berada diantara seri-seri GP Eropa. Jadi sudah pasti biaya akomodasi dan logistik untuk membawa motor dan barang-barang kebutuhan tim dan pembalap sangatlah besar.
Problem yang tak kalah rumit terjadi di tahun 2015. Waktu itu Dorna mempertanyakan kesiapan Indianapolis untuk gelaran balap musim 2016. Namun pihak pengelola sirkuit sedang mengalami masalah keuangan yang berat. Kesepakatan pun tak tercapai yang menyebabkan Dorna dan FIM akhirnya mencoret Indianapolis untuk balapan musim selanjutnya.
Dengan demikian berarti balapan di Amerika hanya akan menyisakan trek Austin saja, setelah sirkuit Laguna Seca yang terlebih dahulu keluar pada 2014. Sebagai gantinya, Dorna menunjuk Sirkuit Red Bull Ring di Spielberg, Austria untuk mengisi kekosongan slot sirkuit di tahun 2016.
SHANGHAI INTERNATIONAL CIRCUIT
17 tahun silam, Cina pernah ikut ambil bagian sebagai tuan rumah penyelenggara event balap MotoGP. Adalah sirkuit Shanghai yang berhasil menjadi bukti sejarah bagi negeri tirai bambu ini untuk mengadakan lomba sekelas Grand Prix yang megah dan selalu menghadirkan persaingan ketat di setiap race. Shanghai International Circuit terletak di Distrik Jiading, Shanghai, Tiongkok.
Sirkuit ini kali pertama menggelar race untuk MotoGP di tahun 2005, setelah setahun sebelumnya dipakai untuk mengadakan balap Formula 1. Masuknya sirkuit Shanghai dalam kalender balap MotoGP tak lepas dari kesuksesannya menggelar race untuk Formula 1 pada tahun perdananya. Sirkuit ini pun menuai banyak pujian karena desainnya yang dinilai futuristik dengan fasilitas lengkap sehingga memudahkan Rider maupun penonton untuk mengakses fasilitas yang mereka butuhkan di sirkuit.
Meski akhirnya sirkuit Shanghai juga digunakan di MotoGP, namun ternyata sempat mendatangkan kritik dari 2 Top Rider saat itu. Sete Gibernau mengungkapnya desain sirkuit tersebut tidak cocok untuk MotoGP. 2 lintasan lurusnya sangat panjang, namun terlalu banyak tikungan lambat. Sependapat dengan Gibernau, Valentino Rossi pun mengatakan bahwa secara teknis sirkuit itu sangat cocok untuk F1, namun tidak seperti ekspektasinya untuk MotoGP.
Karakter sirkuitnya sangat menyulitkan motor dengan power yang tidak terlalu besar seperti Yamaha YZR-M1. Tapi tak disangka pada gelaran perdananya turun hujan yang deras sehingga balapan pun di declare Wet Race. Rossi keluar sebagai pemenang lomba, dan diluar perkiraan, Kawasaki ZX-RR yang di kendarai Olivier Jacque mampu finish di urutan ke 2, bahkan nyaris saja mampu memangkas gap dan mengejar rossi di posisi pertama.
Pada 2007 sirkuit Shanghai menjadi saksi Epic Battle Rossi Vs Stoner yang di menangkan oleh Kuri Kuri Boy. Pada trek lurus, Stoner menggunakan kemampuan power fantastis Desmosedici-nya. Sedangkan pada tiap tikungan, Rossi mengejar dengan Cornering Speed Yamaha yang mengagumkan.
Pada lap-lap akhir, Rossi bahkan sampai memaksakan Late Braking ekstrim yang membuatnya melebar keluar lintasan karena power motornya yang tak berdaya di lintasan lurus melawan Desmosedici GP7. Duel pun berakhir dengan Stoner yang keluar sebagai juara.
Sayangnya race di sirkuit Shanghai ini tidak berlangsung lama. Sirkuit yang terkenal dengan Hairpin Corner-nya yang tricky ini rupanya hanya masuk ke kalender balap MotoGP selama 4 tahun saja dari 2005-2008 akibat kontrak sirkuit dengan Dorna yang telah habis. Pihak pengelola sirkuit memilih untuk tidak memperpanjang kontrak. Dan ini berarti kerjasama antara MotoGP dengan sirkuit Shanghai pun harus berakhir. Sampai kini sirkuit Shanghai tak pernah sekalipun masuk dalam jadwal balap MotoGP lagi.
ISTANBUL PARK
Sirkuit yang memiliki nama resmi Intercity İstanbul Park ini merupakan salah satu sirkuit yang terletak di pinggiran Istanbul, Turki. Sirkuit ini dirancang oleh Hermann Tilke dan memiliki panjang 5,34 km dengan 14 tikungan. Sirkuit ini biasanya dipakai untuk berbagai macam balapan seperti Formula 1, GP2, MotoGP, DTM, Grand Tourer dan World Touring Car Championship. Sirkuit ini pertama kali dibangun tahun 2003 dan selesai tahun 2005.
Istanbul Park memiliki daya tampung hingga 155.000 penonton dengan layout yang menantang dan telah mengadopsi desain sirkuit modern. Tikungan 8 di sirkuit ini selalu berhasil menjadi daya tarik tersendiri. Turn (T8) terdiri dari 4 Apex dan terdapat lekukan kecil di setiap tikungan. Rider dapat melibas 4 bagian ini dengan kecepatan 260 km/jam yang diawali dari 1 tikungan lalu 3 tikungan beruntun kekiri sebagai 1 kesatuan.
Desain tikungan ini menurut Hermann Tilke terinspirasi dari multi-apex di sirkuit Nurburging, Jerman dan Curva Parabolica di trek Monza, Italia. Namun ternyata Istanbul Park hanya bertahan 3 tahun saja di MotoGP sejak pertama kali menggelar race di tahun 2005 yang di menangkan oleh Marco Melandri. 22 April 2007 menjadi kali terakhir keikutsertaan sirkuit ini pada kalender balap MotoGP.
Penyebab Utama Hengkang-nya Istanbul Park Dari MotoGP
Masalah finansial merupakan alasan utama kenapa sirkuit Istanbul Park mundur dari perhelatan balap MotoGP di akhir musim kompetisi 2007. Dilansir dari Todayszaman, Turkish Motorcycling Federation (TMF) selaku penyelenggara balap di sirkuit Istanbul Park memutuskan untuk mengakhiri kerjasamanya dengan FIM karena kendala keuangan yang mereka hadapi.
TMF Chairman, Bekir Yunus Ucar mengeluhkan harga sewa sirkuit Istanbul Park yang terlalu mahal. Jika di sirkuit lainnya, penyelenggaraan balap rata-rata membutuhkan biaya sewa sirkuit sebesar US$ 250.000 atau setara Rp 2,3 miliar, berbeda halnya jika balapan diadakan di Istanbul Park yang rupanya menghabiskan 1,6 juta Turkish New Lira (YTL) atau setara Rp 10,7 miliar untuk menyewa Istanbul Park.
Itu artinya TMF mengeluarkan biaya 5 kali lipat dibandingkan biaya sewa sirkuit lainnya. Sebuah fakta yang tak banyak diketahui orang pun mencuat ketika Ucar memaparkan bahwa di tahun 2006-2007 MotoGP masih bisa digelar di Istanbul Park karena bantuan Istanbul Metropolitan Municipality dan Direktorat Pemuda dan Olahraga Turki.
Metropolitan Municipality menggelontorkan dana sebesar 6,5 juta YTL (sekitar Rp 43,5 miliar) untuk mengakomodasi segala kebutuhan event balap di Istanbul Park. Namun selepas 3 tahun dan tak lagi mendapat bantuan dana, Istanbul Park pun harus rela mundur dari jadwal kalender balap MotoGP akibat finansial yang tak mencukupi. Kejadian ini sangat disayangkan penggemar MotoGP di Turki.
Pasalnya, Istanbul Park tergolong sukses dalam mengadakan event balap MotoGP. Itu terbukti dari jumlah penonton di sirkuit ini yang terus meningkat. Pada seri perdananya, Istanbul Park mampu menghadirkan 21.000 penonton. Dan meningkat di tahun berikutnya menjadi 48.500 penonton. Bahkan pada 2007 jumlah penonton yang antusias datang ke trek menembus angka 65.000 penonton.