MotoGP adalah kompetisi balap yang selalu dinanti penggemarnya di seluruh dunia. Persaingan keras di lintasan untuk menjadi pemenang dan aksi saling overtake selalu mewarnai keseruan balap kuda besi yang satu ini. Selama bertahun-tahun MotoGP telah mencapai kesuksesan dalam menggelar event balapan di berbagai negara, mulai dari benua Eropa, Amerika hingga Asia.
Bahkan MotoGP juga pernah di langsungkan di benua Afrika sejak periode 90-an. Kesuksesan ini tak lepas dari bagaimana Dorna sebagai pihak penyelenggara balap mempersiapkan segalanya dengan sempurna. Baik itu Tim balap, keamanan, jadwal balap hingga peraturan balap. Segalanya telah diatur sedemikian rupa agar MotoGP selalu dapat menciptakan level persaingan yang menarik untuk di tonton pada tiap racenya.
Salah satu bagian yang tidak kalah penting dari keberhasilan penyelenggaraan balap MotoGP adalah sirkuit. Ya, bisa dibilang sirkuit turut andil dalam kesuksesan balap MotoGP dari tahun ke tahun. Untuk bisa diterima sebagai destinasi penyelenggaraan balap, sirkuit harus memenuhi banyak persayaratan seperti memiliki infrastruktur yang baik serta memiliki kemudahan akses area serta mempunyai tingkat keselamatan yang tinggi bagi pembalap.
Dari tahun ke tahun aksi para Rider menjadi semakin agresif karena performa motor yang mengalami perubahan signifikan. Oleh sebab itu keselamatan Rider menjadi hal utama yang perlu diperhatikan. Dan untuk mendukung kebutuhan tersebut, maka sebuah sirkuit harus memiliki sisi keamanan yang dapat menjamin keselamatan Rider dan meminimalisir terjadinya insiden Crash yang fatal.
Dalam kalender balap MotoGP seringkali terjadi pergantian sirkuit yang dipakai untuk lomba. Sirkuit yang dulunya sering digunakan untuk balapan bisa saja sewaktu-waktu hilang dari jadwal kompetisi MotoGP. Banyak sirkuit bersejarah yang memiliki kenangan berarti dan momen-momen indah bagi pembalap.
Sayangnya karena alasan tertentu, sirkuit tersebut terpaksa tidak digunakan lagi di MotoGP. Bagaimana itu bisa terjadi? Lalu sirkuit bersejarah apa sajakah yang kini menghilang dari jadwal race di MotoGP? Dan berikut inilah ulasan lengkapnya.
PHAKISA FREEWAY
Berada di kawasan benua Afrika, tepatnya di negara Afrika Selatan, menjadikan sirkuit Phakisa Freeway memiliki daya tarik tersendiri. Afrika yang terkenal dengan fauna dan savana yang luas menghadirkan pesona dan warna baru untuk gelaran balap MotoGP yang biasanya di selenggarakan di negara Eropa, Asia dan Amerika. Terdapat 2 sirkuit di Afrika selatan yang dipakai untuk ajang balap motor internasional, yaitu sirkuit Kylami dan Phakisa Freeway.
Dan rupanya Phakisa Freeway lah yang terpilih sebagai venue untuk melangsungkan balap di kelas MotoGP. Sementara Kylami juga pernah dipakai dalam ajang Grand Prix, namun tidak pernah dipakai kembali ketika balapan memasuki era 800cc. Total sudah ada 10 kali Grand Prix yang diadakan pada kedua sirkuit kebanggan Afrika Selatan tersebut.
Di resmikan pada 1999 sebagai lokasi balap kelas para raja, Phakisa Freeway telah berhasil mengalihkan pandangan penikmat MotoGP ke Afrika Selatan untuk memajukan industri dan pariwisata dan meningkatkan devisa negara dari gelaran balap di tempat tersebut. Phakisa Freeway sering juga disebut dengan sirkuit Welkom. Tercatat ada banyak nama Rider legendaris yang pernah memenangi seri di sirkuit Welkom ini.
Di lintasan sepanjang 4.242 meter, Phakisa Freeway telah menghasilnya rekor kemenangan fantastis dari beberapa pembalap. Seperti kemenangan perdana Andrea Dovizioso di kelas 125, lalu tempat dimana Pedrosa merengkuh gelar juara dunianya di kelas 250cc dan juga yang tak akan terlupakan, kemenangan Valentino Rossi yang baru saja hijrah ke Yamaha.
Kemenangan manis itu selalu disebut Vale sebagai “Masterpiece”, karena banyak pihak yang meragukan keputusannya pindah dari Tim Super Power Repsol Honda ke Gauloises Yamaha yang tahun sebelumnya mengalami paceklik juara seri. Rossi pun tercatat memiliki rekor kemenangan terbanyak di sirkuit ini dengan 3 kali kemenangan di semua kelas balap.
Sementara Honda menjadi Factory Team yang paling sukses menyabet 10 kali kemenangan di sirkuit Welkom. Namun sayang, tahun 2004 menjadi tahun terakhir sirkuit ini dipakai untuk lomba kelas 800cc. Penyebabnya berawal dari tahun 2002 ketika Departemen Kesehatan Afrika Selatan mengumumkan larangan penggunaan logo/identitas produk tembakau dan rokok di event balap.
Semua poster dan stiker yang telah dicetak dan di distribusikan untuk kepentingan balap harus dibuang, termasuk logo pada Livery motor peserta balap, Wear Pack dan seragam kru tim balap. Semuanya harus bersih dari rokok. Hal ini menimbulkan masalah besar, sebab Gauloises yang merupakan produsen rokok asal Perancis adalah sponsor resmi dalam race di Phakisa Freeway.
Larangan itu akhirnya menyebabkan kerusakan finansial yang besar pada pihak pengelola sirkuit. Mereka tak menemukan sponsor besar lainnya yang mampu menggantikan Gauloises untuk mendanai ajang balap di sirkuit tersebut. Tahun 2005 Phakisa Freeway resmi mundur dari tempat penyelengaraan balap MotoGP akibat krisis keuangan yang mereka alami.
Setelah lebih dari 16 tahun hilang dari kalender balap MotoGP, sempat muncul keinginan untuk mengembalikan sirkut itu lagi dalam kompetisi balap MotoGP. Alasannya adalah kini di MotoGP ada perwakilan Rider yang berasal dari Afrika, Brad Binder. Rider KTM kelahiran Potchefstroom itu dapat menjadi daya tarik bagi penggemar MotoGP di Afrika.
Namun itu tidak mudah karena Binder mengetahui betul berapa banyak dana yang diperlukan untuk menjadi penyelenggara balap. Juara Moto3 2016 dan rookie terbaik MotoGP 2020 itu berharap suatu saat sirkuit Phakisa Freeway dapat kembali lagi dalam pentas persaingan di kasta tertinggi, MotoGP.
DONINGTON PARK
Trek di dataran Inggris ini mulai dipakai sebagai lokasi lomba untuk kelas 500cc sejak tahun 1987. Dan terus berlanjut selama bertahun-tahun hingga musim kompetisi 2009. Rider yang pernah terjun dalam balap WSBK (World Superbike) seperti Cal Crutchlow sangat familiar dengan trek ini. Donington Park memiliki karakteristik yang menawan dengan elevasi yang dimilikinya.
Banyak race seru yang melibatkan nama legenda balap asal Italy, Valentino Rossi. Disinilah kemenangan perdana Rossi dia raih saat berada di kelas 500cc. Pada 2005 di sirkuit ini tersaji aksi fenomenal dari The Rain Master, Valentino Rossi. Balapan yang di guyur hujan deras menyulitkan banyak Rider, tak terkecuali Rossi. Banyak pembalap berjatuhan, bahkan Rossi sendiri sempat kehilangan 5 detik setelah memimpin balap di pertengahan lomba.
Dengan aksi gilanya, Rossi berhasil mengejar defisit gap 5 detik itu dan menjadi pemenang di akhir balapan yang ternyata hanya ada 12 Rider yang mampu finish di race tersebut. Dan juga aksi Ralf Waldmann yang tak kalah gilanya dari Rossi. Waldmann sempat tertinggal puluhan detik dari Olivier Jacque hingga 3 lap terakhir. Tapi Ralf berhasil keluar sebagai juara di akhir lomba dengan usaha yang sangat luar biasa.
Tapi keseruan balap disini hanya bertahan hingga musim 2009 saja. Dorna memutuskan memindahkan venue ke Silverstone pada 2010. Beberapa penikmat MotoGP sempat menyesalkan keputusan ini karena sebelumnya telah terbentuk mindset bahwa Donington Park adalah sirkuit untuk MotoGP dan Silverstone untuk Formula 1. Dilihat dari panjang trek yang hanya 4 km, Donington Park dinilai lebih cocok untuk dipakai balap MotoGP, karena jumlah lapnya akan lebih banyak, begitupun jumlah tikungannya dan kesempatan overtake lebih banyak terbuka.
Tahun 2008 sirkuit ini mendapat banyak keluhan dari pembalap karena aspalnya yang tiba-tiba menjadi licin, padahal kondisi trek kering. Menurut investigasi FIM dan pengelola sirkuit, penyebab licinnya aspal diduga karena adanya event konser group band Marilyn Manson, seminggu sebelum race di Donington Park. Ribuan penonton yang datang masuk ke trek dan makan hamburger, sementara banyak diantara mereka yang tidak menghabiskannya dan membuang hamburger ke aspal sembarangan.
Rupanya mayones dari hamburger ini meresap ke pori-pori aspal dan karena jumlahnya yang banyak, mengakibatkan aspal sirkuit menjadi licin. Di tambah lagi lokasi Donington Park yang dekat dengan Bandara Internasional Inggris. Banyak pihak menyebutkan kalau sisa bahan bakar pesawat yang tinggal landas menetes ke sirkuit dan menampah parah tingkat licinnya sirkuit.
Pengaruh Krisis Keuangan Di Inggris
Kondisi aspal yang kurang baik sejak 2008 kemudian diperburuk dengan kondisi keuangan di Negara Ratu Elizabeth ini. Pada 2009 terjadi krisisis keuangan global yang berdampak nyata pada kelangsungan balap motor. Setelah berhasil menggelar 23 kali balapan, Donington Park pun pada akhirnya menyerah karena tak mampu lagi melangsungkan balapan MotoGP akibat kekurangan dana untuk biaya perawatan sirkuit.
Publik Inggris pun dibuat kecewa, meski mereka masih menyaksikan balap MotoGP yang di pindahkan ke Silverstone. Pada 2010 Donington Park resmi melepaskan hak sebagai tuan rumah penyelenggara balap MotoGP di Inggris.
Donington Park Nyaris Comeback ke MotoGP!
Pada 2015 sebenarnya terdapat kans bagi Donington Park untuk kembali ke MotoGP. Waktu itu Inggris tengah membangun sirkuit baru di Wales dengan kontrak 10 tahun. Tapi ternyata sirkuit yang ditaksir menelan biaya konstruksi hingga 430 juta pounsterling atau Rp 7,6 Triliun itu tak berhasil menyelesaikan pengerjaannya tepat waktu.
Alhasil Donington Park masuk sebagai opsi pengganti. Namun setelah melewati pertimbangan panjang, Dorna akhirnya memutuskan untuk tetap menggunakan Silverstone sebagai lokasi penyelenggaraan balap di Inggris dan rencana Comeback-nya sirkuit Donington Park pun pupus sudah.
BRNO
Kejuaraan Grand Prix telah dimulai lama di sirkuit Automotodrom Brno yang terletak di Ceko, tepatnya pada 1965. Brno yang memiliki panjang 5,4 km ini telah menjadi sirkuit tetap untuk melangsungkan gelaran Grand Prix sejak saat itu. Trek ini dimiliki secara swasta oleh Karel Abraham Sr yang merupakan ayah dari eks Rider MotoGP, Karel Abraham.
Meski dimiliki oleh ayah dari Karel Abraham, namun untuk penyelengaraan kompetisi balapnya sendiri, sirkuit ini menanggung biaya bersama antara pemerintah Brno dan pemerintah Ceko. Namun Brno sempat mengalami masalah yang pelik terkait kondisi sirkuit yang tak mumpuni dan tidak lagi nyaman bagi Rider MotoGP. Kendala utama di sirkuit ini adalah keadaan aspal, dimana telah bertahun-tahun tidak dilakukan pengaspalan ulang.
Ini berdampak pada kualitas grip yang terus menurun dari tahun ke tahun. Kali terakhir Brno di aspal ulang adalah 12 tahun lalu. Waktu yang sangat lama dan tentunya kondisinya sekarang semakin usang. Pada 2020 lalu banyak pembalap yang mengeluh tentang aspal di trek yang menurut mereka sangat buruk. Menanggapi keluhan itu, Dorna dan Federasi Motosport Internasional (FIM) segera meminta otoritas setempat untuk memperbaiki lintasan demi keamanan lomba.
Untuk melakukan hal tersebut diperlukan biaya yang cukup besar. Setidaknya pemerintah setempat membutuhkan dana sebesar 10 juta Koruna atau setara dengan Rp 65 milliar. Sementara masalah lain menghujam tajam tatkala pandemi COVID-19 menyelimuti hampir setiap negara pada awal tahun 2020 yang mengakibatkan krisis ekonomi di seluruh dunia.
Dalam kondisi pandemi itu, mustahil bagi pemerintah dan pengelola sirkuit untuk mengeluarkan biaya sebesar itu. Protokol kesehatan yang ketat serta larangan adanya penonton di trek membuat Brno tak lagi memiliki pemasukan yang berarti. Sementara sirkuit tetap butuh perawatan dan pemeliharaan. Akhirnya trek yang biasanya mampu menampung 200.000 penonton ini pun memutuskan menyudahi kerjasamanya dengan Dorna untuk menggelar balapan di Ceko.