Hubungan persaudaraan tiap manusia tak selalu manis. Ada yang namanya pasang surut. Tak jarang pula pertikaian terjadi. Tapi justru itulah yang seringkali menggambarkan betapa erat hubungan persaudaraan tersebut. Hal itu berlaku juga buat hubungan dua bersaudara asal Jerman, Michael dan Ralf Schumacher.
Dua saudara keluarga pembalap itu tampak manis diawal-awal mereka sama-sama terjun di dunia open wheel Formula 1.
Ralf yang mengawali debutnya Pada 1996 dengan melakukan test bersama McLaren di Sirkuit silverstone.
Tapi justru pas balapan masuk tim Eddie Jordan. Yup, Ralf Schumacher masuk tim itu setelah berhasil membawa sponsor dengan suntikan dana ke tim sebesar 8 juta poundsterling dari perusahaan bir Bitburger.
Tapi bukan itu yang akan kita bahas lebih lanjut, debut Ralf di Jordan sudah pernah ada dalam pokok bahasan sebelumnya ( Schumacher yang bukan schumy).
Kali ini kita akan bahas hubungan mereka. Tentang pasang surutnya, tentang bagaimana Schumy memperlakukan adiknya.
Pada beberapa kesempatan, di awal-awal karier Ralf, Schumy tampak bersikap manis kepada adiknya. Tatapan mata Schumy menunjukkan hal itu. Setiap kali mereka naik podium bersama, Schumy menatap bangga pada Ralf. Bahkan sampai merangkul Ralf.
Coba kita lihat waktu Schumy menyaksikan podium Ralf untuk pertama kali dengan mobil kuningnya. Saat selebrasi di podium, ketika Schumy melambaikan tangan ke arah penggemar, diiringi lagu kebangsaan Jerman, Ralf mencolek paha Schumy dan mereka bercakap-cakap hangat. Wajah Schumy tersenyum sumringah, begitu pun Ralf yang saat itu menduduki posisi ketiga. Sesaat setelah mereka terima Tropi, Schumy mengacak-acak rambut Ralf, ungkapan rasa sayang tak dapat disembunyikan dari ayah Mick Schumacher itu.
Lalu pada peristiwa GP Kanada tahun 2001, dimana Ralf memenangkan kerjuaraan. Bahkan Ralf tak segan-segan melibas Schumy dengan mobil Williams-BMW-nya. Saya yakin, Schumy pada balapan ini Schumy tidak sengaja mengalah, seperti halnya Barichello yang sengaja mengalah demi kepentingan Team Order pada GP Austria 2002. Schumy dan mobil merahnya memang benar-benar kalah cepat dibanding Ralf dengan Williams-BMW-nya.
Tapi Schumy tak ambil pusing soal kekalahannya itu. Bukannya dia menyesali kekalahan itu, malah memeluk erat adiknya. Bahasa tubuh Schumy mengatakan, bahwa kemenangan Ralf adalah jauh berharga dari kemengannnya sendiri. Schumy waktu itu berhasil finish podium 2, sedangkan tempat ketiga di duduki oleh Mika Hakinnen, sahabatnya yang membalap untuk Mclaren.
Pada tahun 2001 itu pula Ralf menikah dengan seorang bintang ‘dewasa’, Caroline ‘Cora’ Brinkmann.
Pada tahun 2006, sesaat setelah Schumy mengumumkan pengunduran dirinya seusai GP Monza, Schumy mengucapkan terima kasih pada beberapa pihak yang selama ini mendukung kariernya pada saat jumpa pers. Semua anggota keluarga Schumacher disebut. Termasuk kedua anaknya. Tapi nama Ralf tidak ada dalam ucapan terimakasih sang bintang.
Tak berhenti sampai disitu, satu saat, ketika Schumy bilang ke awak media, akan ada banyak pembalap Jerman yang akan meneruskan kisah suksesnya. Nama-nama sebangsa Sebastian Vettel, Nico Rosberg, serta Nick Heidfeld disebut. Tapi tidak dengan nama Ralf yang saat itu masih aktif balapan!
Tak ada penjelasan kenapa. Tapi media Jerman , Bild Zeitung mengabarkan, bahwa hubungan keduanya mengalami keretakan. Tak ada yang tahu alasannya. Mungkinkah ada hubungan pernikahan Ralf dengan Cora? Who knows!
Pada satu kesempatan beda, Ralf pun menanggapi sikap Schumacher. Bahwa, “ Saya dan Michael adalah sosok yang beda. Kami punya hobby yang beda, gaya hidup beda. Saya pikir, tidak perlu bersedu sedan itu untuk bersahabat dengan saudara, “ ungkap Ralf melalui pesan text ke Bilt Zeitung.
Benarkah hubungan mereka seburuk itu?
Tidak ada yang tahu pasti sih. Tapi pada tahun 2010 Ralf sempat geram terhadap orang-orang yang mencibir sikap Schumy.
Schumy dapat kritik dari beberapa pembalap, diantaranya David Coulthard, Eddie Irvine serta Niki Lauda dan Jackie Stewart seusai GP Hungaria, dimana Schumy melakukan manuver berbahaya dengan menyudutkan mobil Rubens Barichello yang notabene bekas rekan setimnya ke tembok pembatas di sirkuit Hungaroring. Seandainya Tuhan tidak melindungi, bisa jadi nyawa Barrichello melayang.
Wajar kalau kemudian tindakan schumy itu mengundang kritik pedas.
Melihat hal itu, Ralf angkat bicara. Bahwa Michael bukan sosok robot tak berperasaan. Bahwa Michael sudah memikirkan manuvernya itu. Ralf tak terima mereka mengkritik kakaknya. Ucapan itu dilontarkan Ralf untuk majalah Autobild edisi 9 agustus 2010.
Lalu mana yang benar?
Kalau kita mau positive thinking dikit, mari kita lihat sikap Schumy pada satu kejadian.
Satu saat, di sirkuit Indianapolis, tertanggal 20 juni 2004, Ralf Schumacher mengalami kecelakaan fatal. Menjelang tikungan mobilnya ngelonyor keluar trek dan menghantam pagar pembatas pada kecepatan 320km/jam!
Mobil Williams-nya remuk tak berbentuk kayak hatimu waktu ditinggal pacarmu! Ambyarr nggak karuan.
Di trek yang sama, tentu saja juga ada Schumy, abang kandungnya. Safety car keluar. Para artis lintasan pun melambatkan mobilnya dibelakang Safety car. Sementara marshal, petugas medis, dan ambulan datang ke titik dimana Ralf mengalami kecelakaan.
Michael, atau Schumy, abang kandungnya memperlambat mobilnya melewati tempat dimana Ralf Crash. Di video tersebut, kita bisa melihat persis, walau wajah Schumy tertutup helm, tapi bahasa tubuh Schumy menyimpan segudang gundah gulana melihat kondisi mobil adiknya.
Kejadian itu, mengingatkan kejadian di Imola sepuluh tahun sebelumnya, ketika Senna mengalami kecelakaan. Polanya hampir sama, dan dengan mobil dari tim yang sama, Williams!
Saya nggak tahu apa yang ada dalam benak Michael. Tapi sungguh, itu kejadian yang amat mengharukan.
Apakah sederet cerita mereka berdua yang ‘manis’ itu terhapus begitu saja dengan sekelumit gosip yang mengatakan bahwa mereka tidak harmonis?
Apakah benar keduanya tak akrab?
Rasanya tak adil menilai hubungan hanya dengan pertimbangan satu kejadian (buruk), tanpa membandingkan dengan peristiwa-peristiwa lain yang jauh lebih baik pada satu hubungan persaudaraan.
Tak mungkin mereka tak akrab satu sama lain. Bisa jadi pada periwtiwa 2006 itu mereka sedang ada persoalan keluarga. Tapi hal itu tidak menjadi tolok ukur bahwa (hubungan) mereka renggang kan? Bisa jadi pula saat itu Michael tersinggung dengan ucapan Ralf yang menyatakan bahwa peluang Michael untuk bisa meraih juara dunia kecil. Bisa jadi.
Lha wong pada tahun 2021 pun Ralf mendukung peluncuran film dokumenter tentang perjalanan karier Michael kok.