Jumlah kecelakaan yang didapat pembalap bisa memberi informasi tentang seberapa sulit pembalap mengendalikan motornya dan apa yang sedang terjadi terhadap pengembangan motor, ban dan teknik pembalap tersebut.
Bukan kejutan yang luar biasa bahwa pembalap MotoGP yang paling sering kecelakaan di musim 2019 adalah Johann Zarco, yang sudah mengalami kecelakaan sebanyak 17 kali.
Zarco mengalami kecelakaan rata-rata sekali dalam satu seri minggu balapan saat dia masih membalap bersama tim pabrikan RedBull KTM, yang mana hal tersebut dua kali lebih banyak dari jumlah kecelakaannya di musim 2018, saat dia mengendarai Yamaha YZR-M1 (baca:M-wan).
Valentino Rossi juga mengalami hal serupa saat dia mengganti motor yang mudah dikendarai dari Yamaha YZR-M1 di 2010 ke motor Ducati Desmosedici 2011, lebih dari dua kali lipat kecelakaan yang dialami oleh Rossi, dari hanya lima kali kecelakaan di tahun 2010 menjadi 12 kali kecelakaan di tahun 2011.
Tren kecelakaan di MotoGP secara umum sangat berkebalikan dengan yang dialami Zarco, karena musim MotoGP 2019 menunjukan penurunan yang besar dalam hal kecelakaan yang terjadi. Selama tahun 2016 sampai 2018 saat semua pembalap diharuskan menggunakan ban Michelin (baca: Misyelin), terjadi peningkatan tajam kecelakaan menjadi 301 kecelakaan rata rata per tahun, sementara di musim 2019 jumlah kecelakaan turun drastis menjadi 220 kali, meskipun ada tambahan satu seri balapan. Apa yang menyebabkan hal ini bisa terjadi?
Penyebab paling banyak kecelakaan di kelas MotoGP adalah dari ban depan, karena kontrol traksi sangat membantu mengurangi tingkat kecelakaan yang disebabkan dari slip ban belakang. Akan tetapi penurunan kecelakaan 27% tahun 2019 bukan disebabkan dari peningkatan kinerja dari ban depan, karena ban depan Michelin secara mendasar tidak berubah dari tahun 2018.
Penurunan angka kecelakaan ini lebih disebabkan oleh para pembalap yang bisa adaptasi gaya balap mereka sehingga cocok dengan karakter ban depan Michelin dan pabrikan pun membuat motor bekerja lebih baik dengan ban Michelin itu sendiri. Ditambah lagi ban belakang Michelin di tahun 2019 memberikan lebih banyak grip, sehingga pembalap cenderung tidak membebani ban depan ketika menurunkan kecepatan.
Tidak diragukan lagi peningkatan ini membantu juara dunia Marc Marquez (baca: Mark Markez) menjaga tren dari penurunan kecelakaan. Selama musim 2018 Marquz dan Cal Crutchlow (baca: Kal Kratchlow) selalu menjadi pembalap yang paling sering kecelakaan, kemudian menurun drastis di musim 2019 saat mereka hanya kecelakaan 14 kali untuk Marquez dan 12 kali untuk Crutclow. Bila dibandingkan di musim 2018 saat Marquez mengalami 25 kecelakaan dan Crutchlow 20 kecelakaan.
Tapi ada alasan lain dari menurunnya jumlah kecelakaan di tahun 2019, yang mana agak bertentangan dengan logika kita: motor Honda RC213V (baca: arsi dua satu tiga vi) 2019 disebut memiliki kinerja yang lebih buruk di bagian depan motor dibanding versi tahun sebelumnya. Kamu pasti berpikir bahwa ini akan menyebabkan lebih banyak kecelakaan, kan? Tapi ternyata tidak.
“ Dengan motor sebelumnya kami merasa sangat kuat saat memasuki tikungan jadi kami selalu terus menerus menekan untuk mendapatkan keuntungan dari kekuatan kami, itulah yang menyebabkan kami lebih banyak kecelakaan di musim 2018” ungkap Crutchlow via Crash.net
Di kelas Moto2 (baca: Moto tu) mengikuti tren yang serupa tetapi sedikit kurang mencolok di musim 2019, dari 418 kecelakaan di musim sebelumnya menjadi 347 kecelakaan, menurun 17%, meskipun jumlah seri balapannya bertambah. Apa yang menyebabkan ini terjadi?
Banyak pembalap Moto2 menggunakan ban depan yang lebih lunak karena kapasitas yang lebih besar dari mesin Triumph (baca: Traiemph) 765cc yang memberikan torsi lebih, yang berarti juga memberikan torsi negatif yang lebih besar dan kemudian engine braking yang lebih kuat memberikan kemudahan kinerja bagi ban depan.
Hal ini bahkan membantu Sam Lowes (baca: Sem Lows) sebagai pembalap Moto2 yang paling sering kecelakaan dengan 20 kali kecelakaan dibandingkan dengan 27 kali kecelakaan yang dia dapat di musim sebelumnya. Statistiknya mengejutkan, dengan total 152 kali kecelakaan selama lima musim di kelas Moto2 dan satu musim di MotoGP, secara rata rata Sam Lowes kecelakaan 25 kali dalam satu musim.
Atau mungkinkah penurunan kecelakaan yang terjadi di kelas MotoGP dan Moto2 terjadi karena sesuatu hal yang lain, seperti mislanya cuaca yang lebih baik selama musim 2019 ? tentu tidak, karena ada lebih banyak hujan yang terjadi selama minggu balapan di tahun 2019 daripada tahun 2018, walau hujan ini tidak terjadi selama balapan berlangsung.
Dan inilah statistik kecelakaan di kelas Moto3. Sepanjang musim 2019 para pembalap muda di kelas junior ini membuat 404 kali kecelakaan, dibanding 356 kali kecelakaan di musim 2018. Jadi ada 21 kali kecelakaan dalam satu seri minggu balapan, yang berarti sekitar 2/3 dari total pembalap di Moto3 mengalami kecelakaan tiap serinya. Inilah yang terjadi saat para pembalap ingin mendapatkan waktu yang lebih cepat 0,1 detik dalam setiap lap nya.
Statistik Moto3 ini belum bisa menyamai tren di MotoGP secara keseluruhan, jadi musim terkahir ini total ada 971 kecelakaan di tiga kelas, pertama kalinya jumlah kecelakaan dibawah 1000 semenjak tahun 2015.
Di kelas MotoGP, Zarco diikuti oleh Jack Miller dengan 15 kali kecelakaan. Tiga diantaranya terjadi saat balapan berlangsung, karena musim ini Jack Miller sangat menekan sampai batas, membuatnya meraih 5 kali podium dan ini merupakan musim terbaiknya di MotoGP.
Selanjutnya ada Pecco Bagnaia (baca: Banyaiya) dengan 14 kali kecelakaan sama dengan Marquez. Harapan besar untuk hasil yang bagus dari sang juara dunia Moto2, tapi dia kesulitan beradaptasi dengan ban depan Michelin, membuatnya banyak mengalami kecelakaan.
Karel Abraham, Crutchlow dan Joan Mir masing masing mengalami 12 kali kecelakaan. Kemuadian ada dua pembalap Aprilia Aleix Espargaro dan Andrea Iannone, masing masing dengan 10 kali kecelakaan, dan Miguel Oliveira dan Danilo Petrucci, dengan 9 kecelakaan.
Dari banyaknya statistik yang sudah tersaji tersebut sayangnya belum ada statistik yang bisa memperlihatkan berapa biaya total dari semua kecelakaan ini. Kita hanya bisa mengira ngira bahwa total biaya semua kecelakaan ini pasti bernilai jutaan dollar.