MotoGP merupakan kompetisi balap motor paling megah yang telah sukses menggelar event balap sejak puluhan tahun silam. Tidak hanya megah, namun balapan di MotoGP selalu prestisius. Para pembalap bersaing dengan motor yang terus mengalami perubahan seiring pergantian era dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih.
Untuk bisa menggelar race, dibutuhkan banyak faktor penunjang, seperti fasilitas, sirkuit, finansial hingga regulasi yang membuat jalannya balapan lebih teratur dan terkendali. Banyak dana yang di gelontorkan para sponsor untuk mendukung kelangsungan balap di MotoGP.
Tak heran bila dana tersebut bisa sangat besar, untuk keperluan motor, gaji pembalap, kru, mekanik dan official team yang ikut andil dalam terlaksananya event balapan terbesar di dunia ini. Tak hanya soal uang, ternyata kesuksesan penyelenggaraan balap MotoGP juga dipengaruhi oleh regulasi yang baik, mencakup apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pembalap di lintasan, termasuk urusan teknis di Paddock.
Bagaimana balapan akan digelar, meliputi waktu, jadwal dan tata cara pelaksaannya telah diatur sedemikian rupa agar balapan dapat berlangsung dengan baik dan menghadirkan tontonan yang apik bagi pecinta balap kuda besi yang satu ini. Segalanya telah diatur dengan baik, pun begitu dengan cara balapan itu sendiri diadakan. Balapan di MotoGP melalui tahapan yang cukup panjang, tidak hanya terjadi sekali pada saat Race Day-nya saja.
Sebelumnya, ada beberapa fase yang mesti dilalui para rider sebelum akhirnya tiba pada hari balapan yang sesungguhnya. Di MotoGP dikenal beberapa tahapan Pre Race yang selalu dilakukan sebelum balap, seperti sesi Free Practice/latihan bebas hingga sesi kualifikasi.
Lalu bagaimana tata cara pelaksanaanya? Apa saja yang terjadi pada setiap sesi tersebut? Dan apa tujuan dilakukannya masing-masing sesi itu? Nah, untuk mengetahui jawaban pertanyaan tersebut, mari kita simak informasinya berikut ini.
Tata Cara Pelaksanaan Tahapan Pre Race Di MotoGP
Sesi Free Practice
Di MotoGP, Free Practice terdiri dari 4 bagian: Free Practice 1, Free Practice 2, Free Practice 3 dan Free Practice 4 yang berlangsung pada hari jum’at dan sabtu. Di hari jum’at, hanya 2 sesi yang dilangsungkan (Free Practice 1 dan Free Practice 2) dengan durasi 45 menit untuk tiap sesi. FP1 (Free Practice 1) digelar selama 45 menit sebagai proses awal pembalap untuk menjajal trek yang akan dipakai untuk race.
Mereka akan mengitari trek untuk mengetahui seperti apa kondisi permukaan aspal dan apa yang berubah dari trek tersebut dari tahun sebelumnya. Tim biasanya akan melakukan Tuning sesuai input data dari pembalap ditahun sebelumnya. Setelah FP1 usai, proses berlanjut ke sesi FP2 dengan durasi 45 menit.
Di sesi ini kru dan mekanik akan mencoba mengetes motor dengan komponen berbeda, seperti ban berdasar hasil tes di FP1 dan masukan dari rider. Ini penting karena tim masih berusaha menemukan settingan terbaik untuk motor dan mencoba ban baru untuk mengantisipasi perubahan cuaca yang bisa saja terjadi ketika balapan. Dan sesi pun berakhir untuk hari jum’at dengan 2 tahapan sesi tersebut.
Keesokan harinya, pada hari sabtu, sesi akan berlanjut dengan Free Practice 3. FP3 adalah sesi yang dilangsungkan selama 45 menit, dimana tim biasanya sudah mendapatkan settingan terbaik untuk motornya dan tahapan ini dapat sangat mempengaruhi hasil akhir apakah pembalap dapat masuk ke Q2 (Qualification 2) atau tidak.
Jika mereka tidak bisa masuk Q2, maka pembalap tersebut harus melalui sesi Q1 (Qualification 1) untuk bersaing agar mendapatkan kesempatan masuk ke ke Q2 (Qualification 2). Ketika sesi FP3 selesai, maka pembalap akan lanjut ke sesi Free Practice 4 (FP4). Sesi ini berlangsung selama 30 menit dan sedikit berbeda dari sesi FP1, FP2 dan FP3. Hasil laptime di F4 tidak akan dihitung dalam penentuan hasil latihan untuk menuju sesi kualifikasi.
Sesi ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan terakhir bagi tim balap untuk melakukan Full Setup dan memutuskan pilihan ban yang akan dipakai saat race nanti. Beberapa tim mungkin akan mencoba sebanyak mungkin mengitari sirkuit dan menempuh lap untuk memastikan settingan mereka telah tepat untuk race di hari minggu.
Sesi Kualifikasi
Sesi kualifiaksi di MotoGP terbagi menjadi 2: Qualification 2 (Q2) dan Qualification 1 (Q1). Semuanya digelar pada hari sabtu dengan acuan hasil yang didapat pembalap selama sesi FP1 hingga FP3. Laptime pembalap akan diakumulasikan dari ketiga sesi tersebut untuk menentukan apakah pembalap itu akan masuk ke Q2 atau Q1. Sesi Q1 akan digelar terlebih dahulu dan kemudian diikuti Q2.
Pembalap yang akan mengikuti sesi kualifikasi harus memiliki catatan putaran waktu yang lebih baik dari 107% waktu terbaik yang dicatat pembalap tercepat di sesi latihan. Jika mereka tidak memenuhi persayaratan itu, maka mereka tidak dapat mengikuti sesi kualifikasi. Sesi Q1 dan Q2 diadakan selama 30 menit, dengan 15 menit untuk masing-masing sesinya.
10 pembalap tercepat dari total laptime FP1-FP3 berhak untuk langsung masuk ke Q2. Sedangkan pembalap diluar 10 tercepat, akan masuk ke Q1 untuk menentukan apakah mereka bisa lanjut ke Q2. Hanya 2 pembalap tercepat di sesi Q1 yang dapat menembus sesi Q2.
Sehingga Q2 akan diikuti oleh 12 rider. Artinya pembalap paling lambat di sesi Q2 akan memulai start dari posisi ke 12 di race. Sedangkan pembalap tercepat ke 3 di sesi Q1 akan memulai balapan dari posisi ke 13.
Sesi Pre Race Dengan Format Regulasi Lama
Aturan sesi Pre Race yang sekarang diterapkan merupakan aturan terbaru yang dipakai sejak tahun 2013. Sebelum musim 2013, sesi Pre Race terdiri dari FP1, FP2, FP3 dan Qualification (QP). Tidak ada sesi FP4 dan QP tidak terbagi menjadi 2: (Qualification 1) Q1 dan (Qualification 2) Q2. Semua sesi digelar dalam 45 menit, dimana sebagian berlangsung di hari jum’at dan sisanya berlanjut di hari sabtu.
Di format lama ini, pembalap biasanya menggunakan 30 menit pertama untuk mendapatkan Race Pace/ Setup terbaik dan mulai melesat kencang di beberapa lap setelahnya hingga akhir sesi. Sejak 2013, Dorna membuat aturan baru dengan membagi QP menjadi Q1 dan Q2 dengan total durasi 30 menit. Artinya, pembalap akan kehilangan 30 menit yang sebelumnya mereka dapatkan di format Pre Race yang lama.
Untuk mengatasinya, Dorna kemudian membuat sesi FP4 yang ditujukan untuk para tim dan pembalap agar dapat menemukan settingan terbaik pada motor. Dan hasil FP4 tidak akan berpengaruh pada posisi pembalap ketika mengikuti sesi kualifikasi. Sehingga disini tim lebih bebas menentukan settingan dan ban yang terbaik untuk race nanti.
Kenapa Sesi Qualification Dibagi Menjadi 2 (Q1 Dan Q2)?
Semakin tahun, biaya penyelenggaraan MotoGP makin meningkat, ditambah lagi krisis ekonomi yang sempat terjadi 10 dekade yang lalu. Pada akhir 2009 Kawasaki mundur dari MotoGP, diikuti Suzuki pada akhir 2011 dengan masalah yang sama, finansial. Ya, untuk bisa ikut dalam ajang balap MotoGP memang diperlukan biaya yang sangat tinggi.
Apalagi ditambah kondisi ekonomi dunia yang berfluktuasi dan bisa saja mengalami krisis yang sama seperti masa lalu. Menanggapi hal tersebut, Dorna pun membuat regulasi baru yang dapat meningkatkan kemampuan finansial tim. Caranya dengan membagi sesi kualifikasi menjadi 2 (Q1 dan Q2). Apa hubungannya sesi ini dengan finansial tim?
Ketika sesi kualifikasi dibagi menjadi 2, otomatis akan lebih sedikit motor yang ada di lintasan. Dengan lebih sedikit motor, maka kamera akan lebih banyak menyorot motor pembalap dimana dibagian Fairingnya terdapat logo-logo sponsor mereka. Hal ini dilakukan agar sponsor senang dan dapat menarik minat sponsor baru untuk menjadi sumber dana bagi tim-tim balap di MotoGP.
Ini adalah strategi marketing yang baik untuk membantu pendanaan tim, dengan harapan motor mereka bisa lebih kompetitif dengan adanya sponsor-sponsor baru. Selain itu, membagi sesi kualifikasi menjadi 2 juga dapat meminimalisir terjadinya insiden antar pembalap yang sedang dalam Hot Lap. Para pembalap biasanya akan memacu sekencang mungkin motornya untuk mendapatkan laptime tercepat.
Seringkali aksi itu menimbulkan insiden dengan pembalap lainnya. Nah, dengan mengurangi jumlah pembalap yang turun di lintasan, itu akan sangat membantu Dorna untuk meningkatkan keselamatan masing-masing pembalap yang mengikuti sesi kualifikasi.
Situasi Darurat (Pembatalan Sesi Kualifikasi)
Dalam situasi yang tak terduga, tahapan Pre Race bisa saja tidak dilangsungkan secara penuh. Seperti kejadian pada Pre Race GP Phillip Island 2019. Saat itu sesi FP1 dan FP2 telah rampung dan diikuti sesi FP3. Di sesi ini nampak tanda-tanda cuaca yang tidak bersahabat di sirkuit.
Cuaca buruk dan angin kencang yang cukup bersiko akhirnya membuat Dorna memutuskan untuk menyudahi sesi latihan hanya sampai sesi FP3 saja. Sedangkan FP4, Q1 dan Q2 akhirnya dibatalkan karena alasan keselamatan pembalap.
Jika sudah begitu, bagaimana menentukan posisi pembalap di race? Tanpa adanya sesi kualifikasi, posisi pembalap di grid ditentukan berdasar total laptime mereka dari FP1 hingga FP3. Total waktu tersebut akan menjadi urutan pembalap dari posisi terdepan hingga posisi paling belakang.