2 tahun terakhir Grand Prix MotoGP telah dimenangkan oleh motor inline-4, Suzuki GSX-RR di 2020 dan Yamaha YZR-M1 di 2021. Kenapa ? karena kedua pabrikan tersebut membangun motor yang bagus, namun juga karena juara dunia MotoGP 6 kali Marc Marquez keluar dari persaingan perebutan gelar di 2 tahun terakhir dan ditambah ban belakang Michelin 2020 lebih cocok dengan motor inline-4 ketimbang motor V4.
![](https://www.startinggrid.id/wp-content/uploads/2022/01/Deform-tyre.png)
Ban belakang yang lebih punya daya cengkram ini memiliki konstruksi ban yang lebih soft, sehingga secara natural bekerja lebih baik dengan motor inline-4, yang mana gaya balapnya menggunakan racing line yang lebih halus ketika memasuki tikungan, sementara motor V4, terutama motor Honda dan Ducati, terlalu membebani ban depan dengan gaya balap ‘stop and go’ nya yang menggunakan racing line agresif, yang bisa membuat ban berubah bentuk.
Itulah kenapa musim 2020 merupakan musim terburuk Ducati semenjak tahun 2016, dengan hanya mengoleksi 2 kemenangan. Namun di akhir tahun 2020 para insinyur Ducati bisa mengatasi masalah tersebut dan mengontrak beberapa pembalap baru yang bisa memaksimalkan potensi ban Michelin baru ini. Itulah yang menyebabkan Ducati bisa tampil sangat baik di 2021, dengan mengoleksi 7 kemenangan.
Sementara itu, Honda terus kesulitan dengan ban belakang baru Michelin, karena ketika Honda kehilangan pembalap nomor satunya, pasti sulit untuk menjaga pengembangan motor tetap di jalur yang tepat. Inilah mengapa tahun lalu Marc Marquez sering menggunakan sasis motor RC213V 2019 ketimbang sasis 2021, yang mana sasis 2021 dibuat lewat input dari pembalap Honda lain. Marquez menilai sasis 2021 ini membuat motor lemah pada daya cengkram ban belakang, akibatnya motor menjadi lemah dalam hal pengereman, menikung dan akselerasi.
Kesulitan Honda ini meyakinkan HRC untuk mengambil langkah perombakan besar desain motornya sejak RC212V V4 menggantikan RC211V V5 di 2007. Motor prototip 2022 ini terlihat berbeda dari RC213V tahun sebelumnya, malah lebih terlihat seperti RC212V 800cc.
Perombakan ulang ini mungkin saja terlambat, namun saat sebuah tim mendominasi MotoGP dengan meraih 6 gelar dunia dalam 10 tahun terakhir, tentu tidak ada alasan untuk mengubah motor secara radikal, bahkan kalaupun tim itu hanya mengandalkan 1 pembalap saja.
Ada 4 pabrikan yang mengusung mesin V4 di MotoGP; Honda, Ducati, KTM dan Aprilia. Honda dan KTM motornya lebih tinggi dan pendek, sementara Ducati dan Aprilia motornya lebih rendah dan panjang.
Motor RC213V dan RC16 selalu menjadi motor yang mengandalkan kekuatan front-end motor, yang berarti para pembalapnya berusaha melaju cepat dengan mengandalkan pengereman keras saat masuk ke dalam apex tikungan dan menggunakan ban depannya sampai batas. Inilah mengapa Marc Marquez dengan feeling luar biasa pada ban depannya menjadi satu satunya pembalap yang telah mencapai kesuksesan secara konsisten dengan motornya.
Sekarang tampaknya motor RC213V yang baru sedang bergerak ke arah pengembangan seperti Ducati ataupun Aprilia, dan memindahkan fokus ke rear-end motor, karena seperti yang kita tahu ban belakang Michelin baru ini jauh lebih baik performanya ketimbang ban depan Michelin.
Oleh karena itu para pembalap sekarang ini harus lebih menggunakan ban belakang untuk dapat melaju cepat. Ini bukan berarti hanya menggunakan ban belakang yang memiliki grip luar biasa untuk berakselerasi saja, namun juga menggunakan grip ban belakang ini untuk membantu mengerem saat masuk ke tikungan, yang mana ini akan meringankan beban dari ban depan yang tidak terlalu bagus, dan kemudian membuat motor menikung secepat mungkin di tengah tikungan untuk kemudian memindahkan beban ban depan ke ban belakang ketika berakselerasi.
Geometri dan center of gravity motor merupakan salah satu hal dari perombakan ulang RC213V. Dan tampaknya tujuan utama Honda adalah mencari grip lebih dan akhirnya mereka telah menemukan solusinya.
![](https://www.startinggrid.id/wp-content/uploads/2022/01/Honda-RC213V-2022-750x375.png)
![](https://www.startinggrid.id/wp-content/uploads/2022/01/Honda-RC213V-2021-750x375.png)
Salah satu hal utama bagi Honda untuk mengatasi kurangnya grip ban belakang adalah dengan mengubah letak pemasangan mesin di motornya. Hal ini bisa dilihat di bagian pemasangan baut di atas dan di bawah pivot swingarm pada sasis motor RC213V 2022. Bila dibandingakan dengan sasis motor RC213V 2021 yang dipakai di GP Assen, baut sasis motor RC213V 2022 yang di bawah lebih maju kedepan dan baut yang di atas swingarm pivot lebih berada di tengah dari sasis RC213V 2021.
Tampaknya pada motor Honda RC213V 2022, para insinyur menaruh mesinnya sedikit ke belakang demi mencari grip lebih ban belakang. Selain perbedaan ini, sasis pada motor Assen jelas sangat mirip dengan motor tahun 2022 dan tampaknya sasis ini menjadi inspirasi dalam membuat sasis 2022. Apapun yang Honda temukan dengan desain sasis ini, jelas insinyur Honda melihat ada potensi di sasis motor GP Assen ini.
Perhatikan juga ubahan lainnya, seperti knalpot, jok motor dan mass damper di ekor motor. Semua ini dilakukan dengan tujuan untuk mengubah karakter motor Honda yang dikenal sulit dikendarai menjadi motor yang jauh lebih ramah dikendarai. Inilah yang Ducati lakukan di awal awal diberlakukan spesifikasi ban Michelin.
Dan sejauh ini, perombakan besar Honda tampaknya bekerja dengan baik. Pol Espargaro menilai motor RC213V 2022 bisa melaju lebih cepat dan aman, sekaligus terasa lebih mudah dalam mencepat lap time yang cepat.
HRC telah bekerja tanpa henti semenjak sesi tes resmi pada Novermber lalu demi menindaklanjuti feedback dari Pol Espargaro untuk kembali mengembangkan motor RC213V 2022, yang nantinya akan diuji pada sasi tes pra musim bulan depan di Losail, Qatar dan Mandalika, Indonesia.
Bila motor ini bekerja dengan baik ditambah kondisi Marc Marquez yang 100% fit dari cidera penglihatan ganda pada matanya, rasanya juara dunia 6 kali MotoGP dan motor Honda RC213V akan menjadi kombinasi yang kuat untuk menghentikan 8 motor Ducati di 2022.
Sumber: Mat Oxley