Pertarungan untuk memperebutkan kursi pembalap MotoGP 2024 adalah salah satu momen yang berdampak penting pada dinamika balapan tahun depan.
Ada dua isu besar yang menjadi sorotan di sini.
Pierer Mobility AG yang menaungi KTM, GASGAS, dan Husqvarna, saat ini memiliki dua tim dan empat motor di grid MotoGP. Tetapi ingin menjalankan tim tambahan tahun depan, Karena Red Bull KTM memiliki talenta pembalap muda yang sangat banyak, sehingga mereka tidak memiliki cukup tempat untuk semuanya.
Saat ini Pierer Mobility memiliki lima pembalap yang dikontrak untuk bertarung di MotoGP 2024. Brad Binder, Jack Miller, Pol Espargaró, Augusto Fernandez, dan pemuncak klasemen Moto2 saat ini, Pedro Acosta.
Jumlah pembalapnya lebih banyak dari jumlah motornya di MotoGP, yang berarti KTM harus memutus kontrak salah satu pembalapnya, kecuali jika mereka bisa membentuk tim baru.
MotoGP saat ini memiliki 22 motor di grid, menyusul keluarnya Suzuki pada akhir tahun lalu. Jumlah tersebut lebih sedikit dua motor dari jumlah maksimal 24 motor yang ditetapkan oleh Dorna.
Dorna memberlakukan batasan ini karena saat ini Dorna memberikan dukungan finansial yang banyak kepada semua tim independen atau satelit yang jumlahnya ada enam tim dari 11 tim yang ada.
Selain itu, Dorna juga memberikan insentif finansial kepada pabrikan yang memasok motor kepada tim-tim satelit tersebut. Hasilnya, setiap tim satelit membebani keuangan Dorna sebesar 6 hingga 7 juta Euro atau 100 hingga 120 milyar rupiah per tahun.
Dorna mulai memperkenalkan sistem dukungan finansial yang besar untuk tim-tim papan bawah sejak setengah dekade yang lalu. Alasannya, karena balap motor tidak pernah mendapatkan dukungan sponsor yang besar saat ini, sehingga Dorna harus merogoh kocek lebih dalam untuk memastikan seluruh tim memiliki anggaran yang cukup untuk menjadi kompetitif. Bisa dibilang Ini adalah salah satu hal terbaik yang pernah dilakukan Dorna.
Itulah sebabnya Dorna tidak bisa terus memperbanyak tim, karena mereka tidak punya uang. Ditambah lagi, Dorna sudah puas dengan 22 motor. Lagipula, siapa juga penonton yang peduli pembalap yang finis di posisi 21 atau 22, apalagi di posisi 23 atau 24 kan?
Tapi mengapa KTM tidak bisa mendapatkan dua slot kosong di grid, jika mereka menginginkannya?
Karena slot kosong itu diperuntukkan bagi tim pabrikan, karena dulunya itu adalah milik Suzuki, bukan tim satelit. Dorna ingin membiarkan slot tersebut terbuka, untuk berjaga-jaga jika ada pabrikan lain yang ingin bergabung dengan MotoGP.
Maksud Dorna ini bisa dimengerti, tapi sepertinya tidak akan ada tim pabrikan lain yang masuk ke MotoGP dalam waktu dekat, terutama karena pabrikan baru butuh waktu bertahun-tahun untuk mengejar ketertinggalan pabrikan yang sudah berkompetisi di MotoGP dalam hal aerodinamika.
Salah satu alasan utama Dorna memperkenalkan ECU Magnetti Marelli secara serempak pada tahun 2016 adalah karena alasan yang sama, yaitu untuk mendorong pabrikan baru masuk ke MotoGP. Dengan demikian, mereka tidak perlu menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mengejar ketertinggalan dari pabrikan lain dalam hal elektronik kontrol .
Ini sama seperti yang dikatakan oleh test rider KTM di 2016, Alex Hofmann, yang mengatakan bahwa Tanpa ECU seragam, KTM mungkin akan menolak untuk ikut MotoGP.
Tentu saja, mengontrol aero tidak akan pernah terjadi, karena semua motor akan terlihat sama, jadi untuk alasan inilah pabrikan besar lain yang mau masuk ke MotoGP kemungkinan besar akan berpikir 2 kali untuk masuk, karena mereka dipastikan akan kesulitan menjadi kompetitif untuk waktu yang sangat lama.
Berikutnya adalah situasi yang terjadi di sekitar Marc Márquez.
Apa yang dibutuhkan MotoGP saat ini adalah dua pembalap bertalenta hebat yaitu Márquez dan Fabio Quartararo harus berada di atas motor yang kompetitif untuk bersaing di posisi terdepan.
Márquez telah bersama Red Bull selama bertahun-tahun dan KTM sangat ingin Marquez bisa menunggangi RC16. Jadi dengan adanya tim tambahan akan memecahkan masalah kekurangan tempat pembalap di KTM dan menghindari pemutusan kontrak pembalap.
Secara hitung-hitungan, Márquez dan Acosta akan menjadi rekan setim, mungkin dengan motor bermerek Husqvarna, karena Pierer telah memiliki tim Moto2 dan Moto3 yang menggunakan nama pabrikan asal Swedia tersebut.
HRC telah mengatakan bahwa mereka akan membiarkan Márquez memutus kontraknya yang berdurasi empat tahun jika dia menginginkannya.
Jadi, mengapa Dorna tidak mau memberikan slot yang tersisa untuk pabrikan dan memberikannya kepada KTM untuk membuat tim baru, yang nantinya juga akan membuat MotoGP kembali menarik untuk ditonton?
Dan hal ini juga pastinya akan memberikan tambahan uang bagi Dorna untuk membayar subsidi ke tim tim satelitnya.
Márquez juga pasti akan kembali bertarung untuk meraih kemenangan, dan para penggemar pun akan menonton MotoGP lagi karena penasaran akan seperti apa kiprah Marquez selanjutnya.
Namun hal itu tampaknya tak akan terjadi.
Alasannya adalah Dorna sangat khawatir bahwa Honda dan/atau Yamaha, yang saat ini sedang mengalami masa-masa suram dalam sejarah balap mereka, akan meninggalkan MotoGP yang telah mereka dominasi sejak tahun 1980-an.
Tentu saja Honda tidak akan senang bila kehilangan Márquez, yang tentunya dikhawatirkan Dorna akan membuat Honda mundur dari MotoGP, meskipun presiden HRC Koji Watanabe baru-baru ini telah menjamin bahwa Honda tidak akan pernah keluar dari MotoGP.
Dan akhirnya dengan menolak KTM membuat tim baru adalah cara terbaik untuk mempertahankan Márquez di Honda, setidaknya untuk tahun depan. Sehingga setidaknya bisa menenangkan hati para eksekutif Dorna dan para petinggi Honda.
Namun tidak berhenti sampai di situ .
Dorna ingin memberi Honda dan Yamaha konsesi tambahan untuk mempercepat kembalinya mereka ke puncak MotoGP. Tapi kabarnya jika KTM tidak mendapatkan tim tambahan, mereka akan mengambil suara penolakan terhadap pemberlakuan konsesi tersebut di Asosiasi Pabrikan atau MSMA.
Di MotoGP, semua perubahan peraturan harus disetujui dengan suara bulat oleh lima pabrikan, jadi jika KTM tidak mendapatkan apa yang diinginkannya yaitu penambahan tim, KTM pun bisa membuat Dorna tak mendapatkan apa yang diinginkannya.
Apapun yang terjadi, masa depan Márquez masih menjadi topik utama, jadi kita tunggu saja tanggal 11 September nanti untuk tes resmi Misano. Dimana Honda akan memberikan kesempatan kepada Marquez untuk pertama kalinya mengendarai motor prototipe RC213V 2024.
Dalam beberapa tahun terakhir, Márquez biasanya agak kecewa dengan pembaruan teknis pada RC213V.
Motor baru Honda harus menghadirkan konsep baru dan lebih baik secara signifikan, karena motor yang ada saat ini masih memiliki banyak kekurangan di berbagai aspek. Mulai dari mesin, sasis, elektronik, hingga aerodinamika downforce.
Dan jika Márquez menyelesaikan tes di Misano dengan rasa kecewa, akankah Marquez masih mau di Honda hingga 2024?
Dan jika Marquez ingin hengkang dari Honda tetapi tidak ada tempat di KTM, apakah Marquez punya pilihan lain?
Kita tunggu saja dinamika bursa transfer pembalap MotoGP 2024 yang masih banyak sekali kemungkinan.