Sampai pada GP Jepang 2023, Fabio Di Giannantonio adalah satu-satunya pembalap Ducati yang tidak pernah merasakan podium di Motogp. Sekali pole position, tapi itu tidak cukup.
Pasalnya pembalap Ducati yang lain rutin memperebutkan podium dan kemenangan. Tiga besar klasemen sementara bahkan di pegang oleh pembalap Ducati. Sebuah prestasi yang terakhir kali di cetak oleh Honda pada tahun 2003.
Karena itu, masuk akal bagi Gresini Racing untuk tidak memperpanjang kontrak Diggia untuk musim 2024 kedepan. Terlebih jika yang mengincar kursi Diggia adalah juara dunia delapan kali seperti Marc Marquez.
Namun seperti kebanyakan pembalap lain yang kehilangan tempat, hal ini justru menjadi kunci dari bangkitnya performa Diggia di MotoGP.
Podium dan kemenangan kemudian berhasil dia raih di seri-seri terakhir 2023 ini. Kini dengan dipastikan bergabung ke team VR46, tidak ada salahnya kita lihat perjalanan Diggia dari awal karir hingga sekarang di Motogp.
![](https://www.startinggrid.id/wp-content/uploads/2023/10/fabio-di-giannantonio-gresini-1.jpg)
Awal Karir
Fabio Di Giannantonio lahir di kota Roma Italia pada 09 Oktober 1998. Sedari kecil Di Ga sudah tertarik dengan dunia balap motor.
Hal ini tidak terlepas dari peran sang ayah yang dulunya juga merupakan pembalap walau hanya di level amatir.
Di awal karir, Diggia kerap berpergian dengan ayahnya ke event-event balap lokal di Italia. Adiknya yang masih kecil menjadi penghalang sang Ibu untuk ikut pergi mendukung anaknya.
Alhasil, Diggia hanya ditemani oleh sang ayah saat memulai karirnya. Debut di kejuaraan minimoto pada tahun 2008.
Diggia langsung dapat menjuarai Italian Championship Mini-Moto Junior dan di saat bersamaan juga menjuarai European Mini-Moto Championship Junior.
Pada 2009, Diggia kembali menjuarai European Mini-Moto namun sayang hanya menempati posisi empat Italian Mini-Moto.
Tahun 2010 Diggia mengikuti tiga kejuaraan, yakni CIV MiniGP 50, Honda World Championship MiniGP dan Honda HIRP School.
Diggia berhasil keluar sebagai pembalap terbaik di Honda HIRP School MiniGP. Dia juga berhasil meraih posisi tiga di Honda Worldchampionship Mini GP dan posisi empat di CIV Italian MiniGP 50.
Kemudian pada 2011 Diggia naik kelas ke CIV MiniGP 70 dan mengikuti Honda Extreme Trophy MiniGP.
Diggia mampu untuk keluar sebagai pemenang Honda Extreem Trophy dan menempati poisi empat pada CIB Mini GP 70.
Musim 2012, Di Ga kini mengikuti kelas Pre GP di CIV Italia dengan menunggang Moriwaki. Diggia langsung dapat memenangkan kelas Pre GP pada tahun pertamanya ini, sehingga dirinya langsung naik ke kelas Moto3 pada tahun selanjutnya.
Diggia kemudian pindah ke CIV Moto3 dan European Moto3 pada musim 2013. Walau performanya bisa dikatakan tidak sebagus di kejuaraan junior, namun Diggia berhasil menduduki tempat ke 10 dan 9 pada CIV dan European Moto3 musim itu.
Diggia kemudian terpilih menjadi salah satu peserta Red Bull Rookies cup. Ajang pencarian bakat pembalap yang diselenggarakan oleh Red Bull pada tahun 2014.
Pada musim pertamanya di Rookies Cup, Diggia berhasil mengamankan dua podium dan duduk diperingkat delapan klasemen akhir.
Musim selanjutnya pada 2015, Diggia mengalami kenaikan performa dan berhasil memenangkan tiga balapan.
Selain tiga kemenangan itu, Diggia juga berhasil mengantongi empat podium lain. Pada akhir musim Diggia kemudian berhasil menjadi runner up.
Debut di Kejuaraan Dunia
Karena performanya di Rookies Cup, Diggia kemudian diberikan kesempatan oleh Gresini Racing untuk debut di kelas Moto3 pada GP Valencia 2015. Pada balapan pertamanya itu, Diggia hanya berhasil finish di posisi 23.
Namun hasil itu sudah bisa menyakinkan Fausto Gresini untuk mengontrak Diggia secara penuh pada musim selanjutnya.
Mengendarai Honda NSF250RS besutan Gresini, pada awal musim Diggia kesulitan untuk mencetak poin.
Bahkan sampai pada balapan kelima di Prancis Diggia belum juga mencetak poin pertamanya. Walau hampir selalu finish, posisi terbaik Diggia adalah poosisi 17.
Keadaan ini kemudian berubah drastis begitu memasuki gelaran GP Italia di Mugello. Diggia tampil baik dan membuat kejutan.
Diggia berhasil meraih poin pertamanya sekaligus menjadi podium pertamanya di GP Italia 2016 saat dia finish di urutan kedua.
Podium ini membuka rentetan hasil bagus Diggia kedepannya. Setelahnya Diggia hanya sekali gagal mencetak poin, yakni saat dia terjatuh di GP Australia.
Di akhir musim, Diggia berhasil mengumpulkan tiga podium dan duduk di peringkat enam klasemen akhir. Sayang dia kalah 10 poin dari Joan Mir untuk mendapatkan penghargaan Rookie of The Year.
![](https://www.startinggrid.id/wp-content/uploads/2023/10/di-giannantonio_f3c6058.jpg)
Musim selanjutnya Diggia masih bersama Gresini racing, performanya mengalami peningkatan walau tidak signifikan.
Diggia semakin sering finish di poin dan sesekali meraih podium. Pada akhir musim, Diggia berhasil mengumpulkan lima podium dan duduk di peringkat lima klasemen akhir.
Musim 2018. Diggia masih bertahan di Moto3 bersama dengan Gresini Racing. Pada musim ini Diggia hanya tiga kali gagal meraih poin, meraih dua kemenangan dan tiga podium.
Diggia berhasil finish di posisi runner up, di bawah Jorge Martin yang keluar sebagai juara dunia.
Moto2
Karena performanya pada musim 2018, Diggia kemudian naik kelas ke Moto2 pada 2019 bersama dengan team speed up.
Di musim pertamanya pada kelas Moto2 ini, Diggia berhasil mengumpulkan dua podium dan duduk di peringkat sembilan klasemen akhir. Diggia kemudian berhasil meraih gelar Rookie of The Year.
Musim 2020 sayangnya tidak secermerlang musim 2019. Selain karena penundaan kompetisi karena Covid, Diggia juga mengalami penurunan performa yang signifikan jika dibandingkan musim sebelumnya.
Setelah musim tertunda pada seri Qatar, Diggia kemudian sulit mencetak poin pada lima balapan setelahnya. Total Diggia gagal meraih poin di sembilan balapan dari 15 balapan yang tergelar di musim 2020.
Meski meraih dua podium namun Diggia hanya bisa menempati posisi 15 klasemen akhir. Pada akhir musim, Diggia kemudiann memutuskan keluar dari team speed up.
Sesudah tahun yang sangat sulit, Diggia kemudian bergabung kembali ke Gresini Racing untuk musim 2021.
![](https://www.startinggrid.id/wp-content/uploads/2023/10/WhatsApp-Image-2021-05-02-at-12.22.47.jpeg)
Mengendarai chasis Kalex, Diggia langsung meraih podium pada balapan pertama di Qatar. Meski kerap naik turun, namun pada musim 2021 ini Diggia hanya tiga kali tidak meraih poin.
Diggia juga berhasil mencetak kemenangan pertamanya di GP Spanyol dan mengumpulkan tiga podium lain.
Pada akhir musim Diggia berhasil duduk diperingkat tujuh klasemen akhir Moto2. Hal ini yang membuatnya diboyong oleh Gresini Racing ke kelas Motogp pada musim selanjutnya.
Motogp.
Pada musim 2022, Gresini Racing memutuskan untuk mengakiri kemitraan mereka dengan Aprilia Racing dan kembali menjadi tim independent.
Namun, meninggalnya pendiri sekaligus owner team Fausto Gresini membuat keadaan Gresini Racing menjadi runyam.
Tampuk kepemimpinan team lalu berpindah ke Nadia Padovani, istri dari mendiang Fausto Gresini. Dengan bantuan motor dari Ducati, Gresini kemudian mendulang prestasi yang luar biasa pada musim 2020.
Empat kemenangan dan enam podium, dari Enea Bastianini. Sementara Diggia yang berstatus rookie mendapatkan ekspetasi yang lebih rendah.
Pada musim pertamanya ini, Diggia kesulitan untuk mencetak poin. Pole position di GP Italia menjadi satu-satunya prestasi mentereng yang berhasil di cetak oleh Diggia.
Namun hasil balapan terbaik Diggia adalah posisi delapan di GP Jerman. Pada akhir musim, Di Ga duduk di peringkat 20 klasemen akhir.
Musim 2023 ini Diggia punya teammate baru yakni Alex Marquez yang pindah dari LCR Honda.
Karena merupakan pembalap yang lebih senior di team maka Diggia menjadi pembalap nomor satu team pada awal musim.
Namun sayang performa Alex Marquez pada awal musim kemudian membuat Diggia tenggelam. Sampai pada GP Jepang walau tidak didera cedera seperti Alex, Diggia hanya mampu duduk di peringkat 16 klasemen akhir.
Hasil terbaiknya adalah peringkat delapan di GP Jepang. Namun setelah resmi tidak diperpanjang oleh Gresini, Diggia mengalami peningkatan performa.
Dia berhasil memperoleh podium pertamanya di GP Australia dan meraih kemenangan pertamanya di GP Qatar. Selain itu, Diggia juga berhasil finish di podium sprint race Qatar.
![](https://www.startinggrid.id/wp-content/uploads/2023/10/motogp-italian-gp-2022-fabio-d-2.jpg)
Hasil ini mendorong peringkat Diggia yang tadinya berada di peringkat 16 ke peringkat 12 dengan 134 poin.
Satu podium terakhir berhasil Diggia raih di GP Valencia 2023 ini, dengan hasil itu dia berhasil meraih peringkat 12 klasemen akhir dengan 151 poin.
Diggia kemudian dikonfirmasi menjadi pembalap dari team VR46 untuk musim 2024 pada tanggal 27 November 2023 ini. Diggia menjadi pembalap non academy pertama yang membelar team VR46 di Motogp.
![](https://www.startinggrid.id/wp-content/uploads/2023/11/996c55da3532b75d83680d21b7faf55f.jpg)