Kalau ditanya pabrikan apa yang punya potensi untuk menjegal Ducati saat ini, jawabannya adalah Aprilia.
Sesama pabrikan Italia ini sudah digadang-gadang memiliki motor yang bisa bersaing dengan Ducati sejak musim 2023.
Namun faktor konsistensi dan pembalap menjadi penghalang Aprilia untuk mengalahkan Ducati.
Musim 2025 mereka ketiban durian rontik dengan bergabungnya Jorge Martin dari Pramac Ducati.
Martin dirasa mampu untuk akhirnya membawa Aprilia ke barisan depan secara lebih konsisten.
Sebelum kita menyaksikan aksi El Martinator di musim 2025, sebelumya kita lihat kiprah Aprilia di lintasan Motogp.
Kerja sama dengan Gresini Racing
Setelah bertahun-tahun menjadi team satelit Honda, Gresini memutuskan untuk mengakhiri kontrak mereka dengan Honda pada akhir 2015 dan bergabung bersama Aprilia.
Aprilia sendiri untuk pertama kalinya sejak tahun 2003 kembali ke Motogp setelah sukses dalam beberapa tahun sebelumnya menguasai persaingan WSBK.
Aprilia menggandeng Gresini sebagai partner dan menjadikan sumber daya team Gresini sebagai team utama mereka.
Alhasil team Gresini berubah nama menjadi Aprilia Racing Team Gresini pada musim 2015.
Aprilia memang diketahui ingin kembali ke Motogp sejak tahun 2013 dan direncanakan untuk debut pada 2016.
Namun rencana ini dipercepat satu tahun karena Aprilia ingin mempersiapkan diri lebih untuk menghadapi perubahan regulasi besar pada 2016.
Menggunakan motor bernama RS-GP, motor ini merupakan pengembangan dari data balapan motor-motor ART yang sebelumnya membalap di kelas CRT, yang dipadukan dengan data motor RSV4 yang pakai di WSBK.
Alvaro Bautista pernah menuturkan kalau RS-GP memiliki delivery tenaga yang sangat berbeda jika dibandingkan dengan Honda RC213V.
Selain Bautista yang tetap bertahan, Aprilia kemudian menarik rider mereka di WSBK yakni Marco Melandri.
Meskipun performa Alvaro Bautista bisa dibilang bagus, namun performa Marco Melandri tidak bagus sama sekali.
Beberapa kali Marco mengeluh untuk kembali ke Motogp. Dalam beberapa kesempatan Marco mengungkapkan kekecewaannya kepada Aprilia yang memaksanya kembali ke Motogp.
Setelah sembilan balapan tanpa poin, Marco Melandri memutuskan untuk mengakhiri kontraknya dengan Aprilia.
Aprilia dan Gresini kemudian merekrut Stefan Bradl dari Forward racing untuk menggantikan Melandri di sisa musim.
Di akhir musim, Alvaro Bautista berhasil mengumpulkan 31 poin dan duduk di peringkat 16 klasemen akhir. Sementara Stefan Bradl berhasil mengumpulkan 17 poin (tujuh di cetak bersama Aprilia) dan duduk diperingkat 18 klasemen akhir.
Musim 2016, Aprilia dan Gresini masih mempertahankan Alvaro Bautista dan Stefan Bradl. RS-GP kini mengalami sedikit perubahan dimensi karena penggunaan ban Michelin yang berdiameter 17 inci, sebelumnya ban Bridgestone hanya 16.5 inci.
Selain perubahan dimensi karena ban, Aprilia juga mulai mengadopsi winglet yang musim sebelumnya dipopulerkan oleh Ducati.
Alvaro Bautista berhasil dua kali finish di posisi tujuh di GP Malaysia dan GP Australia, yang mana merupakan hasil finish terbaik Aprilia kala itu.
Stefan Bradl juga mampu finish di posisi tujuh pada GP Argentina. Pada akhir musim, Stefan Bradl duduk di posisi 16 klasemen akhir dengan 63 poin.
Sementara Alvaro Bautista finish di posisi 12 klasemen akhir dengan 82 poin.
Kedatangan Aleix Espargaro dan Sulitnya Mencari Pembalap Kedua
Pada akhir musim 2016, Stefan Bradl memutuskan untuk pindah ke WSBK untuk membela Ten Kate Honda. Sementara Alvaro Bautista pindah ke team Aspar untuk menunggang Ducati.
Aprilia kemudian merekrut Aleix Espargaro yang keluar dari Suzuki. Aleix sendiri merupakan pembalap terbaik kelas CRT dan Open selama tiga tahun berturut-turut dari 2012 sampai 2014.
Dimana pada 2012 dan 2013 Aleix menggunakan motor ART yang bermesin Aprilia RSV4. Aprilia kemudian juga merekrut Sam Lowes dari kelas Moto2 untuk mendampingi Aleix.
Secara spek motor tidak banyak yang berubah dari Aprilia RS-GP 2017 ini jika dibandingkan musim sebelumnya.
Meski sering terjatuh, namun Aleix mampu untuk mencetak hasil terbaik Aprilia pada saat itu yakni finish posisi enam pada GP Qatar dan GP Aragon.
Di sisi lain, Sam Lowes nampak kesulitan untuk mengendarai RS-GP dengan baik. Selain kerap jatuh, Lowes juga kerap finish di luar poin.
Pada akhir musim Aleix Espargaro duduk diperingkat 15 dengan 62 poin sementara Sam Lowes duduk di peringkat 25 dengan lima poin.
Memasuki musim 2018 posisi Sam Lowes digantikan oleh Scott Redding yang pindah dari Pramac Ducati.
Secara performa tidak terlalu banyak terjadi perubahan, Aleix Espargaro masih menjadi pembalap terbaik di team.
Di lain pihak, performa Scott Redding bisa dibilang tidak memuaskan. Meski tampil lebih baik jika dibandingkan Sam Lowes, Scott Redding menjadi pembalap kedua yang hanya bertahan satu tahun di Aprilia.
Sepanjang musim Scott Redding hanya mampu untuk mengumpulkan 20 poin, ini menempatkan Redding di peringkat 21 klasemen akhir.
Sementara Aleix mengumpulkan 44 poin dan duduk diperingkat 17 klasemen akhir.
Massimo Rivola dan Pengembangan Massif RS-GP
Setelah hengkangnya Scott Redding dari team, Aprilia memutuskan terlebih dahulu membenahi managerial team. Mereka lalu mendatangkan Massimo Rivola dari F1.
Rivola yang sebelumnya bekerja di team F1 Ferrari itu ditunjuk sebagai CEO team pada awal Januari 2019. Rivola menggantikan peran yang sebelumnya dipegang oleh Romano Albesiano.
Kini Albesiano bisa berfokus menjadi director Teknis dan Pengembangan motor saja, setelah sebelumnya berperan ganda sebagai CEO juga.
Sama seperti Gigi Dall’gna di Ducati, yang pertama dibenahi Rivola juga jalur komunikasi antara pabrikan dan team di lapangan.
Setelah perekrutan Rivola, Aprilia kemudian merekrut Andea Iannone yang didepak oleh Ducati.
Aprilia juga melengkapi diri dengan pembalap test dedicated dengan masuknya Bradley Smith sebagai test rider.
Meski belum ada lompatan performa yang signifikan, namun kini Aleix Espargaro dan Andrea Iannone bisa untuk mencetak poin lebih konsisten daripada sebelumnya.
Agar pengembangan bisa lebih dipercepat, beberapa kali Bradley Smith juga turun sebagai wildcard.
Di akhir musim Aleix berhasil mengumpulkan 63 poin dan meraih peringkat 14 klasemen akhir. Sementara Iannone di peringkat 16 dengan 43 poin.
Pandemi dan kasus Andrea Iannone
Sebelum GP Malaysia 2019 dimulai, Andrea Iannone terpilih sebagai relawan acak tes anti-doping. Sebenarnya tidak terjadi apa-apa pada saat tes berlangsung dan Iannone juga diperbolehkan tampil pada GP Malaysia dan GP Valencia.
Namun setelah sebulan, diumumkan bahwa hasil tes dari Iannone mengandung beberapa zat yang dilarang untuk digunakan oleh atlet Motogp. Zat tersebut adalah steroid Drostanolone.
Drostanolone adalah sejenis steroid yang menambah masa otot dan mempermudah latihan beban. Karena temuan ini, FIM dan Dorna memberikan hukuman 18 bulan untuk Iannone.
Iannone lalu mengajukan banding ke CAS (Pengadilan Arbitasi Olahraga). Iannone berpendapat bahwa zat tersebut terdapat pada daging yang dia makan di Malaysia. Sehingga dirinya tidak secara sengaja mengkonsumsi zat tersebut.
Namun WADA (World Anti-Doping Agency) juga mengajukan banding ke CAS untuk memperpanjang hukuman Iannone.
WADA berpendapat bahwa Iannone tidak bisa membuktikan klaim dirinya tersebut dan menilai Iannone hanya berkelit saja.
Pada perkembangannya, CAS kemudian memihak WADA dan malah menambah hukuman Iannone menjadi empat tahun dilarang tampil.
Pada pernyataan yang dirilis oleh CAS, mereka menyebutkan bahwa Iannone gagal membuktikan klaimnya bahwa zat tersebut berasal dari daging yang secara tidak sengaja dia makan, maka dari itu Iannone terbukti melanggar peraturan anti-doping.
Aprilia Gresini selaku tim Iannone tetap mendukung pembalapnya itu sambil terus memantau jalannya peradilan.
Meskipun begitu, saat kontrak Iannone habis di akhir 2020, Aprilia tidak memperpanjang kontrak Iannone tersebut.
Terlepas dari kasus Iannone, 2020 sebenarnya menjadi tahun pertama Aprilia secara massif mengemembangkan aero fairing mereka sendiri yang mengambil inspirasi dari bentuk F1.
Absennya Iannone ditambal oleh penampilan Bradley Smith dan Lorenzo Salvadori. Sementara Aprilia masih mengandalkan Aleix Espargaro sebagai pembalap utama.
Musim 2020 diwarnai dengan merebaknya Pandemi Covid-19, yang mana ini membuat musim terpaksa di tunda hingga pertengahan tahun.
Karena itu Dorna, tim dan Fim sepakat untuk memangkas beberapa hal seperti pengembangan mesin, jatah wildcard dan kalender balap. Alhasil musim 2020 kelas Motogp tidak balapan di luar Eropa.
Aleix Espargaro berhasil mengumpulkan 42 poin dan duduk diperingkat 17 klasemen akhir, sementara Bradley Smith mengumpulkan 12 poin dan duduk diperingkat 21 klasemen akhir.
Tahun Terakhir Bersama Gresini
Pada awal 2021, Gresini Racing kehilangan Faustro Gresini sebagai pemilik team akibat dari infeksi dari Covid-19.
Posisi Faustro kemudian digantikan oleh istrinya, Nadia Padovani. 2021 juga menjadi tahun terakhir Gresini berkerjasama dengan Aprilia.
Mulai 2022, Aprilia akan turun secara independent dengan effort factory mereka. Aleix Espargaro dan Lorenzo Salvadori menjadi line up terakhir Gresini dan Aprilia.
Aleix Espargaro berhasil mencetak podium pertama Aprilia dan Gresini pada GP Inggris sejak menjalin kerja sama pada 2015.
Podium tersebut juga menjadi awal terbebasnya Aprilia dari konsesi Motogp. Pada pertengahan musim, Aprilia menarik Maverick Vinales yang didepak oleh Yamaha untuk menggantikan Salvadori yang cedera.
Pada akhir musim Aleix Espargaro duduk diperingkat delapan klasemen akhir dengan 120 poin sementara Salvadori di peringkat 26 dan Maverick Vinales di peringkat 10.
Jadi Penantang Gelar dan Punya Tim Satelit
Musim 2022 menjadi musim pertama Aprilia memperebutkan gelar juara kelas Motogp. Lewat Aleix Espargaro, Aprilia berhasil mencetak hasil yang baik pada musim itu.
Satu kemenangan dan lima podium berhasil Espargaro dapatkan. Sempat memimpin klasemen, sisa musim 2022 dihabiskan Espargaro untuk bersaing dengan Enea Bastianini memperebutkan tempat ke tiga.
Pada akhirnya Espargaro duduk di tempat keempat dengan 212 poin, Maverick Vinales di peringkat 11 dengan 122 poin.
Musim 2022, Aprilia mendapatkan team satelit dengan menjalin kerja sama dengan RNF racing yang sebelumnya adalah team satelit Yamaha.
Dengan tambahan dua pembalap, pengembangan Aprilia RS-GP dapat dipercepat. Meski tampil cukup baik, Aleix Espargaro hanya sanggub duduk diperingkat enam klasemen akhir dengan 206 poin.
Espargaro mengumpulkan dua kemenangan di race utama dan satu kemenangan di sprint race. Sementara Maverick Vinales duduk diperingkat tujuh dengan 2014 poin.
Kini di musim 2024 ini sementara Aprilia menempati peringkat tiga klasemen di bawah KTM dan Ducati.
Aleix Espargaro sudah dipastikan pensiun sebagai pembalap penun pada musim 2025, mengenai apakah Espargaro tetap bertahan di Aprilia sebagai pembalap tes belum bisa dipastikan.
Pensiunnya Espargaro memberikan Aprilia kesempatan untuk merekrut pembalap baru. Tidak tanggung-tanggung, pimpinan klasemen sementara, Jorge Martin berhasil dibajak dari Ducati.
Maverick Vinales juga berhasil meraih kemenangan pertamanya bersama Aprilia pada musim 2024 ini.
Belum ada kepastian apakah Maverick Vinales akan bertahan di Aprilia pada musim 2025 ke depannya.
Diharapkan dengan direkrutnya Jorge Martin pada 2025, Aprilia akhirnya mampu secara konsisten memperebutkkan kemenangan dan menjadi salah satu kandidat juara dunia.