Sekali lagi, Phillip (baca: Filip) Island menyajikan balapan yang luar biasa dan membuat detak jantung berdegub kencang, karena balapan tersaji dengan pemimpin balapan yang seringkali bergonta ganti sepanjang balapan.
Grand Prix Australia 2019 merupakan pertama kalinya balapan harus dijalani para pembalap dengan cara mengelola ban dengan baik sebelum awal tahun 2020, ketika Michelin memperkenalkan ban belakang 2020 yang lebih tahan lama. Jadi bukanlah kebetulan bila Suzuki GSX-RR yang karakter motornya sangat bagus dalam menghemat ban, keluar sebagai pemenang pada balapan minggu kemarin. Ini juga merupakan waktu yang tepat bagi Suzuki, karena 3 minggu lagi Suzuki akan memarkirkan motor Suzuki GSX-RR nya dan menutup proyek MotoGPnya.
Alex Rins sebenarnya sudah tahu bahwa GP Australia adalah waktu yang tepat baginya, atau kesempatan pertama baginya dalam 2 tahun terakhir untuk mengeluarkan kekuatan maksimal motor GSX-RR nya untuk meraih kemenangan keempatnya di kelas MotoGP.
Pembalap Spanyol berusia 26 tahun ini bisa memaksimalkan karakter motornya yang unggul dalam menghemat ban dan keunggulan dalam corner speed di sirkuit Philip Island, yang mana terkenal dengan karakter cepat dan tikungan yang mengalir untuk mengalahkan comebacknya Marc Marquez hanya dalam waktu 0,2 detik.
Ini merupakan kemenangan Suzuki yang banyak orang percaya bahwa Andrea Ianonne (baca: ianone) seharusnya juga bisa melakukannya di motor GSX-RR pada GP Australia 2018.
Kelemahan motor inline-four Suzuki GSX-RR hanya pada sesi kualifikasi. Hal ini bisa dilihat dari Rins yang harus start dari posisi ke 10, tepatnya start di baris keempat. Beruntungnya, sirkuit Phillip Island dikenal dengan lintasan yang mudah melakukan aksi overtake dibanding sirkuit sirkuit lain di Eropa.
Kemenangan Rins adalah hadiah perpisahan paling manis bagi tim Suzuki, karena banyak dari anggota tim Suzuki akan menganggur dalam beberapa minggu ke depan.
Lalu bagaimana dengan Marc Marquez ?
Beberapa tahun lalu, di GP Silverstone 2019, sebelum karir Marc Marquez berubah drastis akibat crash hebat di Jerez 2020, Marquez terlihat sangat kecewa dan marah akibat dikalahkan oleh Rins dengan jarak hanya beberapa meter saja. Namun kali ini, Marquez tampak sangat bahagia bisa finish kedua di belakang Rins, karena ini adalah podium pertamanya sejak dia menjalani operasi lengan kanan keempatnya dan ini adalah podium ke-100 nya di kelas MotoGP.
Di balapan kemarin, Marquez tetap menjadi pembalap yang cerdik seperti biasanya. Dia adalah satu satunya pembalap di grid yang memilih ban belakang soft, yang mana ini adalah pilihan yang sangat berbeda dari para rivalnya yang mayoritas memilih ban belakang hard. Meski begitu, Marquez bisa membalap dengan sangat baik.
Salah satu masalah terbesar Honda RC213V saat ini adalah masalah grip ban belakang khususnya saat sedang melibas tikungan, sehingga juara dunia 6 kali MotoGP ini sudah tahu bahwa kompon ban soft akan sangat membantunya.
Tapi bagaimana Marquez bisa membuat ban belakang softnya bertahan dari keausan selama balapan 27 putaran di sirkuit Philip Island, yang mana bisa membuat sisi kiri bannya mudah aus?
Ini karena Marquez sudah memprediksi bahwa para pembalap akan menjalani balapan dengan ‘race pace’ yang relatif lamban, karena para pembalap berpikir akan menghemat ban sebaik mungkin di Philip Island. Sehingga Marquez meyakini dia bisa membalap dengan baik dengan ban soft, sepanjang dia bisa mengelola ban soft itu dan tidak pernah memaksakan ‘race pace nya’ agar ban belakangnya tidak cepat habis atau aus. Itulah mengapa Marquez tidak pernah mau memimpin di awal sampai pertengahan balapan, dan baru habis habisan di beberapa lap terakhir.
Bisa dibilang momen paling signifikan dari akhir pekan Márquez bukanlah podium pertamanya sejak operasi tetapi aksi penyelamatannya di Tikungan 10 di sesi kualifikasi, ketika Marquez bisa selamat dari kehilangan grip ban depan dengan siku kanannya. Sesuatu yang dia tidak pernah lakukan sebelum dia menjalani operasi di bulan Juni lalu.