Pecco Bagnaia sukses mempertahankan gelar juara dunia miliknya pada musim 2023 ini. Gelar Pecco ini berhasil membuat beberapa catatan penting di Sejarah Motogp.
Pecco menjadi pembalap Ducati pertama yang meraih lebih dari satu gelar, Pecco juga menjadi pembalap Ducati pertama yang meraih gelar secara beruntun di Motogp.
Selain itu Pecco adalah pembalap pertama sejak Giacomo Agostini di tahun 1971/1972 yang meraih gelar beruntun bersama pabrikan Eropa.
Pecco juga menjadi pembalap Italia yang meraih gelar beruntun sejak Valentino Rossi melakukannya pada 2009.
Terakhir, Pecco juga menjadi pembalap pertama yang sukses mempertahankan gelar dengan menggunakan nomor balap satu, sejak Mick Doohan melakukannya pada tahun 1998.
Sederet catatan impresif Pecco ini berhasil dia cetak dengan dedikasi dan kerja keras. Mengingat pada awal karirnya di Moto3 dirinya kerap kesulitan untuk meraih poin.
Hal ini juga tidak terlepas dari gaya balap Pecco yang dirasa cocok dengan Desmosedici. Memang saat ini Ducati Desmosedici adalah motor yang cocok untuk semua pembalap, sehingga gaya balap Pecco menjadi satu-satunya pembeda antara dirinya dengan pembalap lain.
Jadi mari kita lihat lebih dalam gaya balap Pecco.
![](https://www.startinggrid.id/wp-content/uploads/2023/11/8f694242a9d1ee529ce04659dab8ad64.jpeg)
Awalnya Mirip Jorge Lorenzo
Christian Gabbarini mantan kepala mekanik Casey Stoner dan Jorge Lorenzo pernah mengungkapkan bahwa gaya menikung Pecco sangat mirip dengan Jorge Lorenzo.
Jorge Lorenzo sendiri pernah membela Ducati pada musim 2017 dan 2018. Sama seperti Lorenzo, Pecco awalnya lebih mengandalkan corner speed pada awal-awal karirnya di Ducati.
Hal ini karena pada waktu itu dirinya sulit untuk memaksimalkan rem Ducati. Hal ini juga terjadi pada Lorenzo.
Sayang pada saat Lorenzo debut dengan Ducati pada 2017, corner speed Ducati belum sebaik sekarang. Baru pada 2018, Lorenzo dapat memaksimalkan pengereman Ducati dengan baik.
Lorenzo menjadi salah satu pembalap Ducati dengan teknik pengereman yang paling keras dan paling lambat. Hal ini membuat Jorge Lorenzo menjadi salah satu pembalap paling sulit di overtake pada musim 2018.
Pecco juga mengalami perubahan yang mirip. Pada awalnya Pecco lebih mengandalkan corner speed dan mengerem lebih awal.
Gaya ini kurang sesuai dengan Pecco karena Pecco lebih terbiasa mengerem keras menggunakan rem depan. Namun pada musim 2019 saat Pecco debut, Ducati belum memberikan kemampuan mengerem seperti yang Pecco butuhkan.
![](https://www.startinggrid.id/wp-content/uploads/2023/04/5ng_9092.gallery_full_top_lg.jpg)
Terlihat pada musim debutnya itu, Pecco kerap jatuh pada saat melakukan pengereman keras yang bertumpu dengan ban depan.
Beruntung, Desmosedici generasi berikutnya perlahan memperbaiki performa pengereman ini sehingga membuat Pecco lebih nyaman pada saat melakukan pengereman.
Kini Pecco menjadi salah satu pembalap dengan zona pengereman terpendek di Motogp, dia menjadi sulit di overtake dan menjadi salah satu overtaking paling mematikan di Motogp.
Lebih Suka Motor Mengalami Sliding
Salah satu hal yang Pecco sukai adalah mengerem sampai ban belakang mengalami pergeseran atau slide. Gaya ini mirip dengan yang dilakukan oleh Brad Binder namun tidak se ekstrem Binder.
Pecco mengungkapkan bahwa gaya ini dia pelajari pada saat di Moto2. Dimana para pembalap Moto2 generasi mesin Honda memang sering menggunakan slide.
Pecco mengungkapkan bahwa dia kesulitan menggunakan slide pada dua tahun pertama karirnya di Ducati karena dua pembalap pabrikan pada saat itu (Dovizioso dan Petruci) lebih menyukai motor yang grippy daripada slide.
Pecco kemudian terbantu dengan casing baru ban Michelin pada 2020 yang lebih soft daripada tahun-tahun sebelumnya. Kedatangan ban baru Michelin itu membuat dirinya bisa lebih leluasa menyetel settingan motor.
![](https://www.startinggrid.id/wp-content/uploads/2023/05/master_D5r1i07pO1_2023_francesco_bagnaia_ducati_lenovo_kehilangan_bagian_belakang_motornya_hingga_terjatuh_pada_putaran_keempat_motogp_jerman_2022_foto_motogp.jpg)
Selain itu, Bagnaia mengungkapkan bahwa dia terbantu dengan data yang dia peroleh dari pembalap lain sehingga dirinya bisa membandingkan diri dengan pembalap lain.
“Pembalap lain yang kuat di braking seperti saya adalah Luca Marini, tapi dia masih memiliki kelemahan pada saat masuk tikungan. Sementara Jorge Martin sangat bagus di corner exit dan akselerasi” terang Pecco (Dari Motorsportmagazine.com).
Memanfaatkan Kedua Rem dan Keseimbangan Motor
Pada wawancara dengan Motorsportmagazine.com, Pecco juga mengutarakan pendapatnya tentang penggunaan rem. Menurutnya penting untuk menggunakan kedua rem.
Umumnya pembalap Motogp lebih sering menggunakan rem depan daripada belakang. Ada pula yang hampir tidak pernah menggunakan rem depan.
Namun Pecco menyadari peran rem belakang sesuai dengan kebutuhan sirkuit. Menurutnya memang lebih banyak sirkuit yang lebih membutuhkan rem depan, namun penggunaan rem belakang juga penting.
Pecco memberi contoh dengan membandingkan GP Catalunya dengan GP Misano. Menurutnya karena track Catalunya lebih slippery, maka rem belakang menjadi tidak berguna di track itu.
Sebaliknya di Misano yang grippy, penggunaan rem belakang menjadi sangat berguna untuk memaksimalkan performa motor, apalagi dengan gaya balap slide milik Pecco.
Pecco juga menambahkan bahwa penggunaan rem dan timing pada GP23 lebih krusial daripada GP22.
Karena menurutnya, kemampuan menikung GP22 lebih baik daripada GP23.
“Motor tahun lalu (2022) lebih baik pada saat menikung dan pick up area. Motor tahun ini (2023) perlu waktu lebih lama untuk menikung. Ini bisa jadi karena keseimbangan motor tahun ini lebih ditekankan pada bagian belakang sehingga merubah keseimbangannya.” Kata Pecco (dari Motorsportmagazine.com).
Lebih lanjut Pecco menjelaskan dengan lebih banyak grip pada bagian belakang, maka jika dia berakselerasi terlalu awal, bagian depan motor akan terdorong lebih kedepan sehingga membuat dirinya lebih sering melebar di tikungan, butuh waktu lebih untuk membuka gas motor.
Lebih Suka Suspensi yang Mentok
Pecco juga mengungkapkan bahwa dia lebih suka menggunakan suspensi depan Ohlins yang lama karena bisa mentok saat melakukan pengereman.
Sejak musim 2023 ini, Ohlins mengembangkan suspensi depan dengan jangkauan tekan yang lebih panjang, hal ini dikarenakan motor Motogp yang memanjang sehingga diperlukan daya serap suspensi yang lebih jauh.
Namun Pecco menyatakan bahwa dia lebih suka kalau suspensi depan mentok pada saat pengereman. Hal ini karena dia ingin bisa merasakan ban depan dengan lebih baik.
Hal ini bertentangan dengan sebagian besar pembalap lain, karena banyak pembalap yang lebih suka suspensi baru yang punya daya tekan lebih.
Tapi menurut Pecco, kalau suspensi tidak mentok, dia tidak bisa merasakan ban jadi dia lebih sering menggunakan suspensi depan Ohlins yang lama.
Maintain Kekuatan Mental adalah Faktor yang Penting
Pecco juga menceritakan bagaimana dia menghadapi musim Motogp dengan format baru dan balapan yang semakin banyak dari sisi mental.
Menurutnya kini persiapan adalah hal yang penting. Pecco percaya jika fisik berada dalam keadaan terbaiknya, maka pressure seberat apapun bisa di manage dengan baik.
Hal ini dia pelajarai pada musim 2021 dan 2022 saat dia berhasil mengejar Fabio Quartararo yang memimpin jauh.
Pecco juga dibantu oleh Carlo Casabianca yang merupakan salah satu mentor di VR46 Academy yang ahli dalam melatih konsentrasi. Dia juga terbantu dengan rutinitas berlatih dengan pembalap VR46 yang lain.
Menurutnya berlatih bersama pembalap lain membuat dirinya merasa senang dan menjaga mentalnya dengan baik. Sebaliknya, dia merasa sangat tertekan jika berlatih sendirian, menurutnya ini adalah salah satu warisan dari Valentino Rossi.
Harapan untuk Ducati 2024
Pecco kemudian mengungkapkan harapannya untuk Ducati 2024. Menurutnya sekarang Ducati adalah motor terbaik, namun dia pikir masih banyak yang bisa diperbaiki.
Seperti memberikan kemampuan menikung GP22 ke GP24 sembari mempertahankan akselerasi yang lebih baik di GP23.
“Saya selalu meminta handling dan kemampuan manuver yang lebih baik, namun saya rasa dibandingkan musim 2021 (saat pertama kali Pecco pindah ke pabrikan) motor kami sekarang jauh lebih baik,” Tungkas Pecco.