Kesuksesan MotoGP menggelar sebuah race tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah sirkuit. Ya, keberadaan sirkuit menjadi sangat penting karena disitulah lembaran cerita dan sejarah balap akan dimulai setiap tahunnya. Tidak semua sirkuit dapat digunakan untuk ajang balap MotoGP.
Untuk dapat masuk dalam kalender balap MotoGP diperlukan kelayakan sirkuit dari berbagai hal seperti kondisi aspal, suhu dan cuaca di sirkuit, jumlah kapasitas penonton, tingkat keamanan sirkuit, fasilitas pendukung dan layout sirkuit untuk balap motor. Dorna ingin menjamin bahwa race dapat di gelar pada sirkuit yang siap secara infrastruktur sesuai standar penyelenggaraan balap internasional.
Biasanya balap MotoGP selalu mengambil lokasi di kawasan Eropa, Asia dan Amerika. Namun tidak menutup kemungkinan bagi negara lain untuk berpartisipasi sebagai penyelenggara balap jika mereka memiliki sirkuit yang layak untuk balap kelas primer, MotoGP.
Dan ternyata ada sirkuit-sirkuit tertentu yang berada jauh dari benua Eropa namun berhasil masuk dalam jadwal balap tahunan di MotoGP, seperti sirkuit yang berada di Amerika Selatan. Ya, meski tidak setenar Eropa dalam urusan balap, rupanya Amerika Selatan memiliki sirkuit yang cukup bagus dan sangat layak untuk melangsungkan balapan.
Dan sirkuit tersebut adalah Termas de Rio Hondo. Lalu seberapa bagus kelayakan sirkuit ini? Dan sejak kapan Termas de Rio Hondo menggelar balap di kelas MotoGP? Untuk menjawabnya, mari kita telusuri lebih lengkap informasi seputar data dan sejarah sirkuit Termas de Rio Hondo berikut ini.
Sejarah Sirkuit Termas de Rio Hondo
Sirkuit Termas de Rio Hondo merupakan salah satu sirkuit yang menarik dan cukup menantang di MotoGP. Sirkuit asal Argentina ini terletak 7 km dari pusat kota Termas de Rio Hondo, Provinsi Santiago del Estero dan berjarak 95 km dari Bandara Internasional Tucuman. Sirkuit Termas de Rio Hondo dibangun diatas lahan seluas 150 hektar pada 1952, di tepi sungai Dulce yang dikelilingi oleh danau buatan.
Termas de Rio Hondo memiliki panjang lintasan 4,8 km/2,99 mil dengan 5 tikungan ke kiri dan 9 tikungan ke kanan. Lebarnya 16 meter dan terdapat Straight Line atau lintasan lurus mencapai 1076 meter. Pada 11 Mei 2008, Termas de Rio Hondo resmi dibuka dan 4 tahun setelahnya (2012) dilakukan proses rekondisi pada trek kebanggaan warga Argentina ini.
Rekondisi tersebut berfokus pada bangunan sirkuit yang di ubah menjadi lebih modern dan lebar sirkuit yang diperbesar dengan tujuan untuk membuat balapan menjadi lebih seru. Selain itu sirkuit di kawasan Amerika Latin itu juga di klaim sebagai sirkuit teraman di dunia untuk gelaran balap motor internasional.
Perubahan Nama Sirkuit
Dalam sejarahnya, sirkuit Termas de Rio Hondo rupanya telah beberapa kali mengalami pergantian nama. Dulunya sirkuit legendaris di Buenos Aires ini bernama Autodromo 17 de Octubre (17 Oktober) sebagai simbol perubahan pada suatu hari di tahun 1945. Kemudian pada 1955 sirkuit ini kembali berubah nama menjadi Autódromo Municipal.
Di tahun 1976 pemerintah Argentina mengubah penamaan militernya hingga berimbas pada pergantian nama sirkuit menjadi Autodromo General San Martin. Ketika Argentina kembali pada paham demokrasi di tahun 1983, nama sirkuit pun kembali berubah menjadi Autódromo Municipal. Pada 1989 Oscar Alfredo Gálvez, pembalap legendaris Argentina yang pernah menjajal Formula Satu (F1) pada tahun 1953 menderita penyakit kanker hingga akhirnya menutup usia di tahun tersebut.
Namanya kemudian di abadikan ke dalam nama sirkuit sehingga Autódromo Municipal pun diubah namanya menjadi Autodromo Oscar Alfredo Gálvez sebagai bentuk penghormatan. Hingga pada akhirnya nama tersebut berganti menjadi Termas de Rio Hondo. Dan nama itulah yang kini tetap di pakai sebagai nama resmi sirkuit di Argentina ini.
Termas de Rio Hondo Dalam Gelaran Balap Di MotoGP
Di tahun 2003 Termas de Rio Hondo sempat ditunjuk sebagai salah satu Venue MotoGP. Namun sayang karena adanya masalah dengan pemerintah terkait, Dorna pun membatalkan penyelenggaraan balap di sirkuit tersebut. Barulah pada musim 2014 sirkuit ini resmi menggelar balap MotoGP untuk pertama kalinya dan masuk dalam seri ke 3 pada kalender balap MotoGP.
Termas de Rio Hondo tercatat sebagai Venue ke 26 yang berhasil melangsungkan balap untuk kelas tertinggi, MotoGP. Dorna pun menetapkan balapan di trek ini sebanyak 25 putaran dengan totak jarak tempuh 120,2 km. Karakter sirkuit rancangan Jarno Zaffelli ini terbilang unik karena dibuat dengan kombinasi tanjakan, turunan dan sudut elevasi tertentu yang membuat sirkuit ini sulit ditebak, terutama saat menentukan settingan motor.
Begitupun cuaca di sirkuit yang pada 2015 memiliki perbedaan suhu berarti di 4 titik yang masing-masing suhunya 30, 32, 34 dan 36 derajat celcius. Disamping itu, sirkuit ini juga menyimpan banyak memori dan sejarah balap dengan segala fakta yang pernah menghiasi Termas de Rio Hondo selama penyelenggaraan balap MotoGP.
Lalu apa sajakah fakta menarik tersebut? Dan seberapa unik sirkuit ini untuk ajang balap sekelas MotoGP? Berikut inilah informasi lengkapnya.
Fakta Menarik Seputar Termas de Rio Hondo
1. Pembalap asal Spanyol, Marc Marquez adalah rider yang paling sering menang di Termas de Rio Hondo dengan raihan 3 kali kemenangan di tahun 2014, 2016 dan 2019.
2. Hanya ada 2 pembalap tuan rumah yang pernah menang race di Termas de Rio Hondo
Dari banyaknya Grand Prix dan balap MotoGP di sirkuit ini, ternyata hanya ada 2 pembalap asal Argentina yang mampu memenangi race. Mereka adalah Jorge Kissling yang mendapatkan podium tertinggi di kelas 500cc tahun 1961 dan Benedicto Caldarella pada 1962.
Setelahnya tidak ada lagi pembalap Argentina yang bisa menjuarai balapan di Grand Prix 500 hingga MotoGP sekarang. Prestasi terbaik Rider Argentina diukir oleh Sebastian Porto yang finish ke 4 di Grand Prix 250cc tahun 1999 dengan mengendarai motor Yamaha.
3. Valentino Rossi adalah satu-satunya Rider yang pernah ikut di GP Argentina di 2 kelas berbeda dan menang di kelas 250cc (1998) dan MotoGP (2015). Kemenangan Rossi di GP Argentina semakin spesial karena Rossi mampu memangkas gap lebih dari 4 detik dari Marc Marquez yang tengah memimpin balapan. Kemenangan tersebut di rayakan dengan menggunakan kaos tim nasional Argentina bernomer punggung 10 sebagai harapan Rossi bisa mendapatkan gelar juara dunianya yang ke 10.
4. Termas de Rio Hondo bukanlah satu-satunya trek dari benua Amerika Selatan yang pernah dipakai untuk race MotoGP. Sebelum Termas de Rio Hondo, ternyata sirkuit Rio de Janeiro (Brazil) telah terlebih dahulu menggelar balapan untuk kelas MotoGP pada musim kompetisi 1995-2004. Jadi bisa disebut bahwa Termas de Rio Hondo adalah trek Amerika Latin ke 2 yang berpikrah di kelas para raja balap, MotoGP.
5. Ducati belum pernah memenangi balap di Termas de Rio Hondo. Prestasi terbaik Ducati di sirkuit ini adalah finish ke 2 lewat Rider andalan mereka, Andrea Dovizioso pada tahun 2015. Musim 2019 adalah kali terakhir Dovizioso mampu menembus podium di Termas de Rio Hondo dengan menempati podium ke 3.
6. Autodromo Termas de Rio Hondo adalah 1 dari 5 sirkuit yang tak mampu dimenangi Jorge Lorenzo ketika masih aktif membalap di MotoGP. Selain Termas de Rio Hondo, Lorenzo juga tak pernah menjuarai race di sirkuit Circuit of The Americas (COTA), Sachsenring, Sepang, dan Red Bull Ring.
7. Balapan di Termas de Rio Hondo 2016 adalah 1 dari 2 kali momen dimana Marc Marquez berdiri satu podium dengan Dani Pedrosa. Sepanjang musim, Marquez dan Pedrosa hampir tidak pernah naik podium bersama di tahun tersebut. Hanya pada GP Argentina dan GP Catalunya sajalah mereka berhasil berdiri bersama diatas podium MotoGP.
8. Ada 4 nama pembalap yang pernah merasakan manisnya kemenangan di Termas de Rio Hondo. Mereka adalah Valentino Rossi, Marc Marquez, Maverick Vinales dan Cal Crutchlow. Dan kedua pabrikan asal Jepang, Honda dan Yamaha selalu bersaing ketat untuk menjadi yang terbaik di GP Argentina.
9. Kemenangan Cal Crutchlow di Termas de Rio Hondo 2018 menjadi sangat istimewa karena Crutchlow menjadi pembalap non pabrikan pertama yang sukses menjadi pemimpin klasemen sementara MotoGP hingga seri ke 2 setelah dulu pernah terjadi pada Sete Gibernau di tahun 2004.
10. Marquez mendapatkan hukuman 30 detik karena menyenggol motor Rossi hingga keluar lintasan dan akhirnya Crash. Banyak pihak yang mengaitkan insiden ini dengan Sepang Clash 2015 karena Marquez seolah seperti melakukan gerakan dorongan yang sama seperti saat Rossi membuatnya melebar di GP Sepang 2015. Akibat hukuman ini posisi Marquez drop ke urutan 18 di akhir lomba.